Risiko Utang Indonesia Semakin Tinggi

Image title
Oleh
25 Mei 2015, 09:22
Bank Indonesia
Arief Kamaludin|KATADATA

KATADATA ? Saat ekonomi melambat, risiko utang Indonesia juga bertambah. Apalagi pemerintah dan swasta gencar berutang ke luar negeri. Tak ayal, debt to service ratio (DSR) alias rasio utang terhadap pendapatan kian besar.

Bank Indonesia (BI) mendata, posisi DSR pada triwulan I-2015 sebesar 56,08 persen naik dibanding akhir tahun lalu yang hanya 46,48 persen dan kuartal I-2014 yang hanya 42,51 persen.

Gubernur BI Agus Martowardojo mengatakan, DSR naik karena ekspor Indonesia tertekan. Maklum, dasar perhitungan DSR adalah jumlah pembayaran bunga dan cicilan pokok utang luar negeri jangka panjang dibagi dengan jumlah penerimaan ekspor.

Harga berbagai komoditi andalan Indonesia dalam tren menurun dalam tiga tahun terakhir. Bahkan, berdasarkan analisa future market BI, penurunan harga ekspor komoditi Indonesia tahun ini bisa 11 persen lebih dalam dibanding sebelumnya yang diperkirakan 5 persen. "Ekspor tertekan dan dengan sendirinya DSR potensi meningkat," ujar Agus seperti dikutip Kontan, Senin (25/5).

Memang, ekspor triwulan I-2015 melorot hingga minus 0,53 persen secara tahunan. Oleh karena itu, dengan risiko yang semakin meningkat, BI terus meminta sektor swasta mengelola utang dengan baik, terutama memakai lindung nilai atau hedging.

Reporter: Redaksi
Editor: Arsip
Berita Katadata.co.id di WhatsApp Anda

Dapatkan akses cepat ke berita terkini dan data berharga dari WhatsApp Channel Katadata.co.id

Ikuti kami

Artikel Terkait

Video Pilihan
Loading...