Anjloknya Bursa Saham Cina Bisa Pengaruhi Ekspor Indonesia
KATADATA ? Pemerintah memperkirakan anjloknya pasar saham Cina akan berpengaruh buruk bagi perekonomian Indonesia. Pasalnya, penurunan harga saham ini terjadi di tengah perekonomian Cina yang sedang melambat.
Menteri Koordinator Bidang Perekonomian Sofyan Djalil mengatakan anjloknya bursa saham di Cina perlu diwaspadai karena bisa mempengaruhi ekspor Indonesia. Ekspor Indonesia berpotensi turun lantaran Cina merupakan salah satu mitra dagang terbesar Indonesia.
Kejatuhan pasar modal Cina sebenarnya sudah diprediksi oleh banyak pihak. Sejak dua bulan lalu indeks harga saham di bursa saham negara tersebut sudah naik sangat tinggi. Pada 12 Juni lalu, indeks harga saham Cina sudah mencapai titik tertinggi sepanjang tahun ini di level 5.178. Namun, dalam waktu tiga pekan, indeks tersebut anjlok tajam hingga 30 persen.
Masalahnya, kejatuhan bursa saham Cina terjadi saat negara ini tengah mengalami perlambatan pertumbuhan ekonomi, bahkan yang terendah sejak krisis keuangan 2008. Anjloknya bursa saham Cina akan berdampak pada industri dan perekonomian di negeri Tirai Bambu tersebut.
Sofyan menyebut melambatnya perekonomian Cina dipastikan akan berpengaruh pada ekspor Indonesia. Cina merupakan salah satu pasar ekspor terbesar Indonesia untuk komoditas batu bara dan minyak sawit mentah (crude palm oil/CPO).
Sofyan optimistis terpuruknya pasar modal Cina ini tidak akan berlangsung lama. Perekonomian Cina akan membaik dan membawa kearah keseimbangan baru. "Karena Pemerintah Cina sendiri concern dengan kondisi seperti ini," kata Sofyan.
Gunernur Bank Indonesia Agus Martowardojo juga menyatakan hal yang sama. Pengaruh dari jatuhnya pasar Cina ini akan berdampak ke konsumsi rumah tangga serta korporasi di negara tersebut. Sehingga akan berpengaruh kepada perdagangan antara Cina dan Indonesia.
Menurut dia, setiap penurunan ekonomi Cina sebesar 1 persen akan berpengaruh terhadap perekonomian Indonesia sebesar 0,4 persen hingga 0,6 persen. Sebab, Cina merupakan negara pengimpor komoditas terbesar di dunia. Sementara Indonesia hingga saat ini masih mengandalkan ekspor komoditas.
Selain mewaspadai dampak langsung kejatuhan bursa saham Cina ke Indonesia, BI juga memperhatikan pengaruhnya terhadap perekonomian regional lantaran Indonesia akan segera menghadapi masyarakat ekonomi ASEAN (MEA). ?Cina sangat menjadi pusat bagi perekonomian regional dan dunia. Kalau koreksi cukup tajam dan terlihat beberapa indikator itu bisa ada dampak (ke regional). Ada risiko interconected di antara negara-negara,? kata Agus.