Ke Istana Bahas Blok Masela, Inpex: Sebentar Lagi Ada Kabar Bagus

Arnold Sirait
10 Februari 2016, 15:07
Inpex
KATADATA
Inpex

KATADATA - Setelah berpolemik selama kurang lebih enam bulan, pengembangan Blok Masela di Laut Arafuru mulai menemui titik terang. Pemerintah sebentar lagi akan mengumumkan skema yang terbaik buat ladang gas tersebut. Bahkan keputusan pemerintah ini diyakini sebagai kabar baik untuk Inpex Corporation selaku operator Blok tersebut.

Senior Manajer Komunikasi Inpex Corporation Usman Slamet mengatakan manajemen Inpex sudah bertemu dengan pihak Istana. Namun dalam pertemuan tersebut manajemen Inpex tidak bertemu dengan Presiden Joko Widodo. Padahal dalam rapat terbatas pada Senin pekan lalu, Presiden Jokowi menyatakan ingin bertemu dengan investor Blok Masela yakni Inpex dan Shell.

Tanpa menyebut secara jelas, dia mengatakan pihak yang mengajak Inpex bertemu merupakan salah satu institusi kepresidenan. "Pak Jokowi kan Presiden, tapi institusi kepresidenan bukan hanya dirinya," kata Usman usai acara diskusi di kawasan SCBD, Jakarta, Selasa malam, 9 Februari 2016. Dalam pertemuan tersebut, ada beberapa hal yang dibicarakan dan pemerintah akan memutuskan dalam waktu dekat. Sayangnya, dia enggan menyebutkan hasilnya. “Sebentar lagi ada berita bagus.” 

Usman juga menolak menjelaskan maksud dari berita bagus tersebut. Dia tidak mau mengatakan apakah pemerintah akhirnya menyetujui proposal Inpex untuk menggarap Blok Masela dengan skema laut. Artinya, gas yang diproduksi akan diolah secara terapung menggunakan kapal (FLNG). Menurut dia, pemerintah pasti akan memutuskan yang terbaik untuk semua pihak. (Baca: Mencuri Kejernihan di Masela)  

Untuk mengambil keputusan yang terbaik, saat ini pemerintah terus mengkajinya. Bahkan, pemerintah menggandeng tiga perguruan tingi yakni Univesitas Pattimura, Universitas Indonesia, dan Institut Teknologi Bandung. Langkah pemerintah itu pun disambut baik oleh Inpex. Menurut Usman, kajian tersebut perlu dilakukan mengingat proyek Masela merupakan proyek besar. Untuk menggarap blok ini dengan skema FLNG, Inpex membutuhkan investasi US$ 14,8 miliar. 

Skema FLNG yang tertulis dalam proposal revisi rencana pengembangan (POD) Blok Masela sebenarnya sudah disetujui oleh Satuan Kerja Khusus Pelaksana Kegiatan Usaha Hulu Migas (SKK Migas) pada 10 September 2015. Selain skema FLNG, Inpex mengajukan sejumlah revisi dari proposal yang sudah diajukan sebelumnya. Dalam proposal POD pertama pada 2010 lalu, cadangan terbukti Blok Masela hanya 6,05 triliun kaki kubik (tcf) dan kapasitas FLNG 2,5 juta ton per tahun selama 30 tahun. Adapun produksi gas hanya 400 mmscfd, dan kondensat 8.100 barel per hari (bph). Blok ini diperkirakan akan berproduksi pada 2019.

Inpex merevisi proposal tersebut dengan mengajukan cadangan terbukti sebesar 10,73 juta kaki kubik (tcf). Otomatis, kapasitas FLNG meningkat menjadi 7,5 juta ton per tahun selama 24 tahun. Produksi gas juga meningkat menjadi 1.200 mmscfd dan kondensat 24.460 bph. Blok ini akan berproduksi pada 2023. (Baca: Seteru di Balik Kisruh Pengembangan Blok Masela)

Ketika hasil tersebut diajukan ke Menteri Energi dan Sumber Daya Mineral untuk diputuskan, ada penolakan dari Menteri Koordinator Bidang Maritim dan Sumber Daya Rizal Ramli. Menurut Rizal pengembangan Blok Masela lebih baik menggunakan skema di darat. Artinya gas tersebut harus diolah dengan membangun kilang di darat atau onshore. Alasannya, ada efek berganda bagi masyarakat Maluku, seperti pengembangan industri petrokimia.

Untuk menengahi perbedaan tersebut, Kementerian Energi menyewa konsultan independen asal Inggris Poten and Partners. Hasil kajian dari Poten ini sebenarnya menguatkan opsi FLNG. Meski sudah ada keputusan, tetap saja Kementerian Energi belum mengambil keputusan. Menteri Energi Sudirman Said mengatakan keputusan pengembangan Blok Masela akan diambil langsung oleh Presiden. Bahkan Presiden Jokowi sudah mengadakan dua kali rapat terbatas untuk memutuskannya. (Baca: Dua Menteri Berseteru, Inpex Yakin Proyek Blok Masela Sesuai Jadwal)

Sambil menunggu keputusan dari Presiden, Sudirman berharap semua pihak menahan diri. Dia khawatir kegaduhan yang muncul akan membuat investor takut dan kabur. Pada akhirnya negara tidak akan mendapatkan apa-apa.

Reporter: Miftah Ardhian

Cek juga data ini

Berita Katadata.co.id di WhatsApp Anda

Dapatkan akses cepat ke berita terkini dan data berharga dari WhatsApp Channel Katadata.co.id

Ikuti kami

Artikel Terkait

Video Pilihan
Loading...