Darmin Menilai Kebijakan Fiskal dan Moneter Sudah Harmonis

Yura Syahrul
2 Maret 2016, 19:05
Darmin Nasution
KATADATA | Arief Kamaludin

KATADATA - Menteri Koordinator Bidang Perekonomian Darmin Nasution menilai koordinasi kebijakan fiskal dan moneter saat ini sudah berjalan cukup baik. Hal ini terlihat dari tiga pokok kebijakan yang dijalankan bersama-sama dengan Bank Indonesia (BI) dan Otoritas Jasa Keuangan (OJK) agar perekonomian Indonesia tidak terseret oleh pusaran perlambatan ekonomi dunia.

"Kami dengan BI, OJK, dan Menteri Keuangan tentu saja semakin baik kerjasamanya. Semakin sama. Semakin konvergen," katanya saat berpidato dalam seminar Ikatan Sarjana Ekonomi Indonesia (ISEI) bertajuk “Harmonisasi Kebijakan Fiskal dan Moneter dalam Mendukung Pertumbuhan Ekonomi yang Berkelanjutan” di Jakarta, Rabu (2/3).

Bentuk harmonisasi yang dilakukan misalnya, bekerja sama mendorong penurunan tingkat bunga perbankan. BI telah menurunkan suku bunga acuan BI rate selama dua bulan berturut-turut masing-masing 0,25 persen menjadi 7 persen. Kebijakan ini diharapkan bisa mendorong peningkatan masuknya investasi asing langsung (Foreign Direct Investment/FDI). Selain itu, penurunan bunga kredit dapat mendorong industri dalam negeri.

(Baca: Agresif Pangkas GWM, BI Dianggap “Kompromi” dengan Pemerintah)

Darmin menyebutkan, ada tiga pokok kebijakan agar Indonesia tidak terseret arus perlambatan ekonomi dunia. Pertama, meningkatkan masuknya FDI dengan memberikan insentif berupa tax allowance atau tax holiday. Selain itu, mendorong pembangunan infrastruktur oleh Badan Usaha Milik Negara (BUMN) bekerja sama dengan swasta melalui skema Public Private Partnership (PPP).

Penurunan bunga perbankan juga membuka peluang peningkatan investasi asing langsung. Selain itu, pembiayaan diharapkan lebih murah, sehingga industri dalam negeri bisa tumbuh.

(Jusuf Kalla: Bunga Kredit Indonesia Tertinggi di Asia)

Darmin juga menyoroti efektivitas kebijakan suku bunga rendah, bahkan mendekati nol persen, untuk membangkitkan perekonomian. Ia mengacu kepada kebijakan sejumlah negara di Eropa, Amerika Serikat dan Jepang. "Kalau tingkat bunga mendekati nol persen kebijakan moneter lumpuh, itu yang diajarkan (sejak dulu). Tapi (sekarang) ternyata tidak lumpuh juga kan? Malah (kebijakan moneter) dijadikan senjata oleh AS untuk keluar dari krisis," katanya.

Kedua, mendorong kinerja industri dengan mengeluarkan kebijakan Kawasan Ekonomi Khusus (KEK) dan pusat logistik berikat. Ketiga, mendorong ekspor dan mengembangkan sektor pariwisata.

(Baca: Bunga Turun, BI Prediksi Konsumsi Tumbuh 5 Persen)

Selain itu, pemerintah dari sisi Anggaran Pendapatan dan Belanja Negara (APBN) mencoba mengubah pola yang berjalan selama ini. Yakni belanja dipercepat di awal tahun. Sebelumnya, Direktur Keuangan Negara dan Analisa Moneter Badan Perencanaan Pembangunan Nasional (Bappenas) Sidqi Lego Pangesthi Suyitno menyebutkan, jika penyerapan anggaran merata selama setahun maka ekonomi bisa tumbuh lebih tinggi 1,8 persen dibandingkan tahun lalu. Artinya, ekonomi tahun ini bisa tumbuh hingga 6,6 persen.

Reporter: Desy Setyowati
Berita Katadata.co.id di WhatsApp Anda

Dapatkan akses cepat ke berita terkini dan data berharga dari WhatsApp Channel Katadata.co.id

Ikuti kami

Artikel Terkait

Video Pilihan
Loading...