PM Inggris: Ekonomi Indonesia Akan Masuk Tujuh Terbesar Dunia
Dalam lawatannya ke Inggris kemarin, Presiden Jokowi menemui Perdana Menteri Kerajaan Inggris David Cameron di Kawasan Downing Street 10, London. Salah satu agenda dalam pertemuan tersebut adalah penandatanganan nota kesepahaman (MoU) antara pemerintah Indonesia dan Inggris
Jokowi mengatakan kunjungannya ke London merupakan kunjungan balasan atas kehadiran PM Cameron ke Jakarta, tahun lalu. "Kunjungan saya (ke Inggris) kali ini, akan digunakan untuk memperkuat kerja sama ekonomi kreatif dan mengembangkan industri kreatif Indonesia," ujar Jokowi dalam keterangan resminya pada pertemuan tersebut, Selasa (19/4). (Baca: Bank Dunia: Manfaat Teknologi Digital di Indonesia Masih Timpang).
Menurut Jokowi, pertemuan ini melengkapi kerjasama perdagangan dan investasi yang sudah terjalin kuat antara dua negara. Dia meminta kiranya kerjasama industri kreatif dengan Indonesia dengan Inggris juga dapat ditingkatkan. Komitmen untuk memperkokoh kerjasama di bidang industri kreatif dilakukan melalui penandatanganan MoU mengenai industri kreatif.
Menurut Cameron, Indonesia berpotensi menjadi negara dengan perekonomian terbesar di dunia. Dia memperkirakan pada 2030, ekonomi Indonesia akan menjadi yang ketujuh terbesar di dunia. “Indonesia juga merupakan mitra utama bagi Inggris," ujarnya. (Baca: IMF Pangkas Proyeksi Ekonomi Global, Indonesia Tak Ikut Terseret)
Selama ini negaranya sudah banyak menanamkan modal di Indonesia. Inggris merupakan negara terbesar kelima yang berinvestasi di Indonesia. "Ekspor berkembang di antara kedua negara dan jumlah pelajar Indonesia yang belajar di Inggris semakin banyak," kata Cameron. Inggris juga menyatakan dukungan kemitraan Comprehensive Economic Partnership Agreement (CEPA) antara Indonesia dan Uni Eropa.
Sebelumnya, Bank Pembangunan Asia sempat menyatakan ekonomi Indonesia menjadi leader di kawasan Asia. Country Director ADB untuk Indonesia Steven R. Tabor mengatakan salah satu indikasinya bisa dilihat dari dana asing yang masuk ke dalam negeri cukup besar. Lembaga keuangan Asia itu pun memperkirakan ekonomi Indonesia bisa tumbuh lebih dari lima persen pada kuartal pertama ini. Faktor pendorong utamanya dua: investasi pemerintah dan konsumsi rumah tangga.
Dalam analisanya, ada dua faktor penyebab naiknya realisasi investasi Cina di Indonesia dibanding tahun-tahun sebelumnya. Pertama, industri di Negeri Panda itu sudah melebihi kapasitas. Kedua, prospek bisnis di Indonesia mulai meningkat. “Kalau sebelumnya ada capital outflow dari Cina, lalu ada capital inflow di Indonesia. Ini minat investor yang paling tinggi dalam sejarah Indonesia,” ujar Tabor. (Baca: Indonesia Pimpin Pertumbuhan Ekonomi Asia)