Darmin Minta Cina Bantu Atasi Defisit Dagang Indonesia

Desy Setyowati
9 Mei 2016, 15:39
Peti Kemas Ekspor
Arief Kamaludin | Katadata

Pemerintah Indonesia mengharapkan adanya perbaikan realisasi investasi dan kerjasama perdagangan, termasuk mengatasi masalah defisit perdagangan dengan Cina. Untuk itu, pemerintah Indonesia dan Cina menggelar pertemuan tingkat tinggi bertajuk “The 2nd Meeting of High Level Economic Dialogue RI-RRC” di Jakarta, Senin (9/5).

“Kita memang ada pertemuan tahunan antara Deputi Perdana Menteri dan State Councillor Cina. Ini (pertemuan) yang kedua,” kata Menteri Koordinator Perekonomian Darmin Nasution. Dalam acara tersebut, dia menyampaikan empat persoalan penting kerjasama ekonomi di antara kedua negara. Yakni defisit neraca dagang Indonesia ke Cina, realisasi investasi Cina yang masih kecil di Indonesia, perpanjangan kerjasama Bilateral Currency Swap Agreement (BCSA), dan pembiayaan pembangunan infrastruktur di Indonesia.

Menurut dia, neraca dagang Indonesia dengan Cina mengalami defisit di pihak Indonesia selama dua tahun terakhir. Berdasarkan data Badan Pusat Stattistik (BPS), nilai ekspor nonmigas Indonesia ke Cina pada periode Januari-Maret 2016 mencapai US$ 2,84 miliar atau turun 9,34 persen dibandingkan periode sama 2015. Sedangkan nilai impor pada periode tersebut tahun ini sebesar US$ 7,13 miliar. Artinya, nilai defisit dagang dengan Cina sekitar US$ 4,29 miliar.

(Baca: Pemerintah Cina Janji Tak “Ekspor” Banyak Pekerja ke Indonesia)

Adapun sepanjang tahun lalu, nilai ekspor Indonesia ke Cina mencapai US$ 13,26 miliar atau turun 19,44 persen dibandingkan 2014. Sebaliknya, nilai impor dari Cina sepanjang 2015 sebesar US$ 29,22 miliar atau cuma turun 4,08 persen. Alhasil, sepanjang 2015, nilai defisit dagang Indonesia dengan Cina mencapai US$ 15,96 miliar.

Karena itulah, pemerintah meminta Cina turut menganalisa dan merumuskan langkah-langkah untuk mengatasi persoalan defisit dagang tersebut. “Agar menuju perdagangan bilateral yang berimbang dan berkelanjutan," kata Darmin. Dalam kesempatan yang sama, anggota Dewan Negara Cina Yang Jiechi menjanjikan pihaknya akan mendorong perusahaan-perusahaan Cina untuk menggenjot impor produk asal Indonesia.

(Baca: Kendala Investasi Cina Akan Diselesaikan Lewat WhatsApp)

Secara lebih detail, Deputi Bidang Koordinasi Kerja Sama Ekonomi Internasional Kemenko Bidang Perekonomian Rizal Affandi Lukman menyatakan, defisit dagang dengan Cina meningkat terus dalam empat tahun terakhir. Hal ini disebabkan oleh ekspor Indonesia yang utamanya adalah bahan primer mengalami penurunan harga. “Sekitar 26 persen ekspor kita ke Cina itu dalam bentuk batubara,” katanya. Di sisi lain, permintaan di dalam negeri Cina sendiri memang menurun seiring perlambatan ekonominya.

Halaman:
Editor: Yura Syahrul
Berita Katadata.co.id di WhatsApp Anda

Dapatkan akses cepat ke berita terkini dan data berharga dari WhatsApp Channel Katadata.co.id

Ikuti kami

Artikel Terkait

Video Pilihan
Loading...