Kementerian ESDM Percepat Kembangkan 10 Blok Migas di Natuna
Kementerian Energi dan Sumber Daya Mineral (ESDM) akan mempercepat proses rencana pengembangan atau Plan of Development (PoD) wilayah blok-blok minyak dan gas (migas) di Laut Natuna. Hal ini menindaklanjuti hasil rapat kabinet terbatas dengan Presiden Joko Widodo (Jokowi) di atas KRI Imam Bonjol yang tengah berlayar di perairan Natuna, pekan lalu.
Direktur Jenderal Migas Kementerian ESDM I.G.N. Wiratmaja Puja mengatakan, saat ini ada 10 blok migas yang berada di kawasan Natuna dalam status masih eksplorasi. Sebanyak 10 blok inilah yang menjadi fokus percepatan pengembangan sehingga bisa segera berproduksi. "Sesuai arahan Presiden yaitu mempercepat PoD," kata dia kepada Katadata, Kamis (30/6) lalu. (Baca: Komite Eksplorasi Rekomendasikan Natuna Jadi Pusat Industri Petrokimia)
Salah satu blok yang saat ini belum menyerahkan PoD adalah Blok East Natuna. Untuk mengembangkan blok yang dulunya bernama Natuna D-Alpha ini, Wiratmaja mengatakan, ada beberapa tantangan yang dihadapi.
Pertama, blok yang dioperatori Pertamina ini sebenarnya memiliki cadangan gas In-Place sebesar 222 triliun kaki kubik (tcf) dan cadangan terbukti 46 tcf. Tapi gas yang ada di East Natuna ini mengandung 72 persen karbondioksida (CO2).
Jika mau memproduksi gas dari blok tersebut maka membutuhkan area khusus penyimpanan CO2. Selain itu butuh pemrosesan khusus untuk pemisahan CO2 karena ini merupakan volume terbesar di dunia. (Baca: Pemerintah Siapkan Teknologi Khusus Pengembangan Blok East Natuna)
Untuk itu, pengembangan East Natuna akan membutuhkan investasi yang besar. Apalagi, konstruksi fasilitas pemrosesan terapung juga sangat besar. Di sisi lain, letak lapangan gas jauh dari pasar konsumen.
Agar blok tersebut bisa berproduksi, nantinya pemerintah juga akan memberikan beberapa insentif kepada kontraktor blok tersebut. Dengan insentif ini diharapkan dapat membuat tingkat pengembalian investasi atau Internal Rate of Return menjadi 12 persen.
Selain 10 blok migas yang statusnya eksplorasi, ada juga tujuh blok yang sudah masuk dalam eksploitasi. Tujuh blok tersebut yakni Cakalang yang dioperatori Lundin Cakalang B.V, Kakap yang dioperatori Star Energi (Kakap Ltd), Natuna Sea Block “A” dengan operator Premier Oil Natuna Sea B.V, Northwest Natuna oleh Santos Netherlands B.V, Sembilang oleh PT Mandiri Panca Usaha, Sout Natuna Sea Block B oleh ConocoPhillips Inc, dan Udang Block oleh Pertamina EP. (Baca: Laut Cina Memanas, Kontraktor Migas Diminta Buka Kantor di Natuna)
Total produksi dari blok tersebut yakni untuk gas 489,21 juta kaki kubik (mmscfd), sementara minyak dan kondensat 25.447 barel per hari. Adapun total cadangan gasnya 4 tcf, untuk minyak dan kondensat mencapai 201.401 mmstb.