Kementerian ESDM dan Pertamina Berbeda Soal Lahan Kilang Tuban
Kementerian Energi dan Sumber Daya Mineral (ESDM) dan PT Pertamina (Persero) ternyata berbeda pandangan soal status lahan untuk kilang minyak di Tuban, Jawa Timur. Kementerian ESDM menganggap status lahan untuk membangun kilang itu belum beres. Tapi, Pertamina menganggap sebaliknya.
Direktur Pembinaan Usaha Hilir Migas Kementerian ESDM Setyorini Tri Hutami mengatakan, awalnya kilang minyak ini akan dibangun di lahan milik Kementerian Lingkungan Hidup dan Kehutanan. Tapi, ternyata di lokasi yang sama pemerintah daerah Jawa Timur juga ingin membangun pelabuhan umum. (Baca: Pembangunan Kilang Tuban Terganjal Lahan Desa)
Untuk itu, Rini panggilan akrab Setyorini, menyatakan masih bernegosiasi agar tanah itu digunakan untuk pembangunan kilang minyak. Alasannya sesuai dengan Peraturan Presiden Nomor 3 tahun 2016 tentang percepatan pelaksanaan proyek strategis nasional, kilang ini masuk dalam proyek strategis nasional.
Hingga Rabu lalu (27/7), Rini mengatakan, lahan tersebut tampaknya akan digunakan untuk kilang minyak. Artinya, rencana pelabuhan umum harus mencari lokasi lain meski Kementerian Perhubungan sudah membuat peta jalan untuk itu. “Tapi belum ada hitam di atas putih. Hanya rapat-rapat mengarah ke situ,” kata dia di Kementerian ESDM, Jakarta, Kamis (28/7).
Meski masalah lahan belum selesai, Rini yakin, pembangunan kilang ini tidak akan terganggu. Kilang Tuban ini ditargetkan berproduksi pada 2021. (Baca: Adu Kuat Perusahaan Minyak Arab dan Rusia di Kilang Tuban)
Sementara itu, Vice President Corporate Communication Pertamina Wianda Pusponegoro mengatakan lahan untuk membangun kilang minyak di Tuban sudah tidak bermasalah. “Sudah ada kesepakatan Pertamina dengan Pemerintah Provinsi Jawa Timur, di mana lahan Kementerian Lingkungan Hidup dan Kehutanan akan digunakan untuk kilang,” kata dia kepada Katadata, Kamis (28/7).
Saat ini, Pertamina masih menyelesaikan berbagai proses perizinan untuk membangun Kilang Tuban. Termasuk, merampungkan desain teknik dasar dari kilang berkapasitas 300 ribu barel per hari ini.
Untuk membangun kilang ini, Pertamina akan menggandeng perusahaan asal Rusia, Rosneft. Terpilihnya Rosneft sebagai investor Kilang Tuban setelah Presiden Joko Widodo menerima kunjungan kehormatan CEO Rosneft Igor Sechin, di Sochi, Rusia, 20 Mei lalu.
Setelah mendapat restu dari Presiden, Pertamina dan Open Joint-Stock Company (OJSC) Rosneft Oil Company akhirnya meneken kerangka perjanjian kerjasama. Kedua perusahaan membentuk perusahaan patungan untuk membangun unit pengolahan minyak atau kilang di Tuban, Jawa Timur yang ditargetkan berproduksi pada 2021. (Baca: Kontrak Kilang Tuban Diteken, Pertamina: 6 Alasan Pilih Rosneft)
Dalam perusahaan patungan ini, Pertamina akan memegang saham mayoritas, paling sedikit memiliki 55 persen saham. Sementara itu, total investasinya sebesar US$ 13 miliar. Namun, angka tersebut belum dapat dipastikan karena Pertamina dan Rosneft masih melakukan perhitungan lebih spesifik.