Banyak Perusahaan Berburu Pendanaan Murah dari Pasar Modal

Martha Ruth Thertina
19 Oktober 2016, 17:25
idx bursa saham
Arief Kamaludin|KATADATA
idx bursa saham

Sejumlah perusahaan makin gencar mencari pembiayaan dari pasar modal. Hal ini seiring pembiayaan dari bursa efek semakin murah. Tak ayal, hingga kuartal ketiga tahun ini, pembiayaan nonbank melonjak hingga 60 persen. Lain cerita dengan pembiayaan perbankan yang diperkirakan cuma tumbuh di bawah 10 persenan.

Kepala Ekonom dari Bank Central Asia (BCA) David Sumual mengatakan penurunan suku bunga surat utang negara (SUN) tampaknya membuat suku bunga obligasi korporasi ikut turun. Alhasil, minat korporasi untuk mencari pembiayaan dari pasar modal semakin tinggi. “Pengaruh dari  itu relatif besar ,” kata David kepada Katadata, Rabu, 19 Oktober 2016. (Baca juga: Tampung Dana Repatriasi, Pemerintah Siapkan IPO 8 Anak BUMN).

Advertisement

Sebagai perbandingan, David menjelaskan, suku bunga SUN bertenor 10 tahun berada di level 8,8 persen pada tahun lalu. Sedangkan tahun ini sudah di kisaran 7 persen. David pun tak menutup kemungkinan ada perusahaan besar yang lebih memilih pendanaan di pasar modal dibanding dari perbankan.

Namun, David menilai, baru korporasi-korporasi besar yang mencari pendanaan dari bursa efek, sementara korporasi menengah masih mengandalkan perbankan. Lonjakan pembiayaan dari pasar modal diyakini bakal diikuti dengan naiknya pembiayaan bank. Sebab, biasanya korporasi besar mencari dana di pasar modal lantaran melihat peluang ekspansi dalam dua atau tiga tahun ke depan. “Ini akan diikuti menengah ke bawah,” kata dia. (Baca juga: BI Lihat Peluang Kenaikan Penyaluran Kredit di Kuartal IV).

Rendahnya pertumbuhan kredit perbankan, David melanjutkan, bukan semata-mata karena korporasi lebih memilih pembiayaan dari pasar modal. Perusahan besar sudah sejak lama mencari dana segar dari sana. Jadi, penyebabnya lebih karena banyak pelaku usaha yang belum butuh dana untuk ekspansi. Buktinya, komitmen kredit masih banyak yang belum dicairkan debitur seiring permintaan masyarakat yang belum meningkat. Selain itu, bank juga lebih ketat dalam menyalurkan kredit untuk meredam risiko kredit macet.

Sebelumnya, tim ekonom Bank Mandiri mengaitkan turunnya optimisme perbankan terhadap pertumbuhan kredit 2016 dengan meningkatnya pembiayaan korporasi dari nonbank. Sekedar catatan, mengacu pada survei perbankan terbaru, kalangan perbankan memprediksi kredit cuma bakal tumbuh di kisaran 9,2 persen. Padahal dalam survei sebelumnya, perbankan meyakini kredit bisa bergerak ke kisaran 10,6 persen.

Halaman:
Berita Katadata.co.id di WhatsApp Anda

Dapatkan akses cepat ke berita terkini dan data berharga dari WhatsApp Channel Katadata.co.id

Ikuti kami

Artikel Terkait

Video Pilihan
Loading...
Advertisement