Terkendala Pajak, Pertamina Tunda Pengeboran Blok Mahakam
PT Pertamina (Persero) menunda rencana pengeboran sumur di Blok Mahakam melalui Total E&P Indonesie hingga pertengahan tahun ini. Awalnya, perusahaan pelat merah itu menargetkan bisa mengebor sumur di blok tersebut pada awal Maret lalu.
Menurut Direktur Hulu Pertamina Syamsu Alam salah satu kendala untuk memulai pengeboran sumur adalah kewajiban perpajakan. Apalagi hal ini tidak diatur dalam perjanjian transisi (Bridging Agreement/BA) dan perjanjian pendanaan (Funding Agreement/FA) yang sudah ditandatangani Pertamina, Total dan Inpex.
(Baca: Pertamina Tolak Lepas Lebih Banyak Saham Blok Mahakam ke Total)
Hingga saat ini Pertamina dan Total masih membahas mengenai siapa yang akan membayar pajak selama kegiatan pengeboran tersebut. Setelah pembahasan selesai dan menghasilkan kesepakatan, maka proses pengeboran bisa dilaksanakan.
"Untuk program pengeboran di Mahakam dengan biaya dari Pertamina Hulu Mahakam memang rencananya awal Maret. Kami tunda menjadi pertengahan tahun," kata dia kepada Katadata beberapa waktu lalu.
Kendala perpajakan ini muncul karena pengeboran ini didanai oleh Pertamina. Sementara yang menjalankannya adalah Total yang masih menjadi operator blok migas tersebut. Masalahnya, Total bukan perusahaan penunjang migas atau pihak ketiga yang umumnya melakukan proses pengeboran atas permintaan kontraktor.
Sehingga, yang seharusnya menanggung beban pajak atas investasi tersebut adalah Pertamina. Namun hal itu tidak mudah dilaksanakan karena Pertamina belum resmi menjadi operator di Blok Mahakam. Badan Usaha Milik Negara (BUMN) energi ini baru bisa mengelola blok tersebut di 2018.
Akibatnya, selain menunda pengeboran, Pertamina juga mengurangi jumlah sumur yang akan di bor di Blok Mahakam. Awalnya tahun ini dari target 19 sumur, menjadi delapan sumur saja. (Baca: Pertamina Batal Mengebor 11 Sumur di Blok Mahakam Tahun Ini)
Hal ini juga berdampak pada menurunnya investasi Pertamina tahun ini. Direktur PT Pertamina Hulu Mahakam Ida Yusmiati mengatakan biaya pengeboran sumur Pertamina di Blok Mahakam tahun ini masih bisa terus berubah-ubah. "Kasarnya sekitar US$ 9 juta per sumur," kata dia kepada Katadata.
Jadi jika Pertamina pada tahun ini hanya bisa mengebor delapan sumur di Blok Mahakam, total biayanya hanya sekitar US$ 72 juta. Sebelumnya, Pertamina menyiapkan investasi US$ 180 juta atau setara Rp 2,4 triliun untuk mengebor 19 sumur. (Baca: Pemerintah Restui Pertamina Percepat Investasi ke Blok Mahakam)
Setelah dibor, sumur-sumur yang dibiayai Pertamina itu baru akan diproduksikan pada tahun depan , ketika Pertamina resmi menjadi operator Blok Mahakam. Namun Syamsu belum mengetahui berapa jumlah volume produksi yang bisa diperoleh dari 8 sumur yang akan dibor tahun ini.