Petronas Minat Jadi Mitra Pertamina Kelola 8 Blok Pakai Gross Split
Petroliam Nasional Berhad (Petronas) berminat menjadi mitra PT Pertamina (Persero) di delapan blok minyak dan gas bumi (migas) yang akan berakhir kontraknya. Nantinya mereka akan menggunakan skema gross split dalam mengelola blok tersebut.
Deputi Pengendalian dan Pengadaan Satuan Kerja Khusus Pelaksana Kegiatan Usaha Hulu Minyak dan Gas Bumi (SKK Migas) Djoko Siswanto mengatakan keinginan Petronas sudah disampaikan saat pameran yang digelar Indonesian Petroleum Association (IPA) Mei lalu. Minat ini disampaikan secara tak resmi kepada SKK Migas dan Menteri Energi dan Sumber Daya Mineral (ESDM). Namun, sampai saat ini belum ada surat pengajuan resmi.
(Baca: Petronas Siapkan Rp 650 Miliar untuk Mengebor Dua Sumur di Blok Muriah)
Menurut Djoko ada beberapa hal yang membuat perusahaan asal Malaysia itu ingin menjadi mitra Pertamina. Pertama, blok tersebut merupakan blok migas yang sudah berproduksi. Jadi sudah ada hasilnya, dibandingkan blok eksplorasi yang belum tentu menghasilkan minyak atau gas bumi.
Sebelum menjadi mitra, Petronas masih harus membicarakan dengan Pertamina secara bisnis yang wajar. “Petronas sedang menghitung, jadi mereka minat untuk join dengan Pertamina mengelola blok dengan gross split,” kata Djoko di Jakarta, Rabu (7/6).
Selain Petronas, sebenarnya ada beberapa perusahaan lainnya yang juga tertarik untuk bergabung dengan Pertamina. Beberapa di antaranya adalah kontraktor yang saat ini masih mengelola delapan blok tersebut. (Baca: Akhir Juni, Batas Waktu Pertamina Rampungkan Kajian 8 Blok Migas)
Pada Januari lalu pemerintah memang telah menugaskan Pertamina mengelola delapan blok migas. Kedelapan blok itu yakni Sanga-Sanga, South East Sumatera, NSO, Tengah, East Kalimantan, Ogan Komering, Tuban, dan Blok Attaka.
Untuk Blok Sanga-Sanga, Djoko mengatakan kontraktor yang sedang mengelola blok tersebut (existing) belum ada yang memutuskan sikapnya akan bergabung dengan Pertamina atau tidak, setelah kontrak berakhir. Mereka masih menunggu arahan dari perusahaan induknya.
"Kontraktor Sanga-sanga ketika saya tanya tidak mau jawab, " kata dia. (Baca: Pertamina Siap Gandeng VICO Mengelola Blok Sanga-Sanga)
Sekadar informasi, Blok Sanga-Sanga saat ini dioperasikan oleh VICO Indonesia. Virginia Indonesia Co memiliki hak pengelolaan 7,5 persen. Sedangkan Saka Energi baru saja memiliki 26,25 persen hak kelola yang diperolehnya dari BP. Adapun, ENI memegang 26,25 persen, CPC 20 persen, dan Universe Gas & Oil sebesar 4,37 persen.