Tiga Smelter Nikel Berhenti Produksi

Anggita Rezki Amelia
10 Agustus 2017, 09:55
Pabrik baja
Arief Kamaludin | Katadata

Kementerian Energi dan Sumber Daya Mineral (ESDM) mencatat ada tiga pabrik pengolahan dan pemurnian (smelter) yang berhenti beroperasi. Penyebabnya adalah masalah ekonomi yang dialami oleh perusahaan.

Direktur Jenderal Mineral dan Batubara (Minerba) Kementerian ESDM Bambang Gatot Ariyono mengatakan tiga perusahaan itu adalah PT Indoferro dan PT Bintang Timur Steel di Cilegon, serta PT Cahaya Modern Metal Industri di Sulawesi Tenggara. “Ketiganya berhenti operasinya karena alasan keekonomian perusahaan,” kata dia di Kementerian ESDM, Jakarta, Rabu (9/8).

(Baca: Kementerian ESDM Bantah Smelter Nikel Rugi Akibat Aturan)

Salah satu perusahaan mengalami masalah ekonomi akibat pengoperasian peleburan nikel dengan menggunakan teknologi blast furnace. Teknologi tersebut sangat dipengaruhi oleh harga bahan baku, salah satunya adalah kokas.

Harga kokas, yang memiliki porsi 40% dari total biaya produksi, meningkat menjadi sekitar US$ 200 hingga US$ 300 per ton sejak akhir 2016. Padahal harga pada 2015 rata-rata hanya US$ 100 per ton. “Hal inilah yang menjadi penyebab terhentinya kegiatan produksi PT Cahaya Modern Metal Industri,” ujar Bambang.

Sementara, operasi PT Indoferro dan PT Bintang Timur Steel sejak awal tidak di desain untuk memurnikan bijih nikel sehingga tingkat keekonomiannya akan berbeda dengan desain awal. PT Indoferro semula memurnikan bijih besi sedangkan PT Bintang Timur Steel semula memurnikan bijih mangan.

Halaman:
Berita Katadata.co.id di WhatsApp Anda

Dapatkan akses cepat ke berita terkini dan data berharga dari WhatsApp Channel Katadata.co.id

Ikuti kami

Artikel Terkait

Video Pilihan
Loading...