Mentan Minta Bulog Potong Rantai Pasokan untuk Tambah Serapan Gabah
Menteri Pertanian Amran Sulaiman meminta Bulog mengoptimalkan serapan beras. Sebab, kinerja serapan Bulog dapat mempengaruhi kebijakan stabilisasi harga beras pemerintah, khususnya jelang Ramadan dan Lebaran.
“Penyerapan sekarang masih rendah dibandingkan tahun-tahuh lalu,” katanya saat rapat koordinasi serap gabah di Bulog, Jakarta, Rabu (9/5).
Karenanya Amran pun meminta Bulog untuk memotong rantai pasok dengan langsung menyerap gabah dari petani.
Rapat Koordinasi Terbatas (Rakortas) di Kementerian Koordinator Bidang Perekonomian pada 15 Februari 2018 memberikan mandat supaya Bulog melakukan pengadaan 2,2 juta ton beras selama setahun. Untuk musim panen raya, Bulog wajib menyerap 1,62 juta ton hingga Juni 2018.
Mengutip situs Bulog, penyerapan beras per 8 Mei 2018 jumlahnya baru mencapai 678.238 ton. Karenanya dia pun meminta Bulog mampu mengoptimalkan serapan sebanyak 27.091 ton per hari untuk mencapai target penugasan pemerintah. Menurut perhitungannya, produksi pada Mei dan Juni diprediksi bisa mencapai 8,2 juta ton.
(Baca : Harga Gabah Tinggi, Bulog Minim Serapan)
Dia juga menuturkan, penyerapan beras dari yang dilakukan Bulog dari pengepul tidak efektif karena rantai pasok yang panjang menyebabkan harga di tingkat grosir menjadi lebih tinggi atau mencapai Rp 8.675 per kilogram. Sedangkan jika penyerapan gabah dilakukan secara langsung, maka harga beras bisa lebih rendah menjadi Rp 7.565 per kilogram.
Adapun saat ini, Harga Pembelian Pemerintah (HPP) beras mengacu Instruksi Presiden Nomor 5 Tahun 2015 sebesar Rp 7.300 dengan tambahan fleksibilitas 10%. Alhasil, harga beli Bulog sebesar Rp 8.030 per kilogram.