Mentan Minta Bulog Potong Rantai Pasokan untuk Tambah Serapan Gabah
Untuk pembelian gabah langsung, pihak Kementan juga telah menyediakan dana sebesar Rp 1 triliun dari Anggaran Penerimaan dan Belanja Negara (APBN) untuk pengadaan 1.000 unit pengering. Dengan adanya hibah alat pengering, harapannya petani bisa memiliki kualitas gabah panen yang sesuai dengan syarat serap Bulog.
(Baca Juga : Dapat Fleksibilitas 20%, Bulog Optimalkan Target Serapan Gabah)
Dia pun memfasilitasi penandatanganan kesepakatan penjualan beras dari kelompok petani di Sumatera Utara, Sulawesi Selatan, Jawa Barat, dan Jawa Timur. “Gabah petani bisa langsung dijual ke Bulog, mereka berkomitmen untuk itu,” ujar Amran.
Direktur Pengadaan Bulog Andrianto Wahyu Adi menjelaskan saat ini penyerapan hanya sekitar 15 ribu ton sampai 17 ribu ton per hari. Menurutnya, pengadaan beras tahun ini lebih merata sehingga target pemerintah bisa tercapai jika penyerapan konsisten.
Menurutnya, Bulog akan terus melakukan penyerapan beras jika pasokan tersedia. Beberapa daerah yang akan menjadi fokus pengadaan Bulog pun mulai dialihkan ke Sulawesi Selatan, Nusa Tenggara Barat, dan Lampung. “Untuk mengantisiapasi pasokan pulau Jawa yang mulai melandai,” kata Andrianto.
Stok beras Bulog saat ini tercatat sebesar 1,1 juta ton. Sehingga, pasokan beras untuk konsumsi masyarakat pada Ramadan diharapkan bisa terpenuhi. Terlebih, jumlah beras yang tersedia di Pasar Induk Beras Cipinang sebanyak 40.337 ton.
Direktur Utama Bulog Budi Waseso kualitas serapan gabah akan maksimal jika harga di tingkat petani stabil. Oleh karena itu, dia menargetkan penyerapan bakal dilakukan dengan penandatanganan kerja sama dengan petani yang sudah punya pengering.
Menurutnya, ongkos yang lebih rendah memicu harga jual beras menjadi lebih murah. Dia juga memastikan stok beras untuk masyarakat akan aman pada 4 bulan ke depan. “Sehingga harga di tingkat konsumen akan lebih baik,” ujarnya.