Biografi Pangeran Antasari, Pemimpin Kesultanan Banjar

Dwi Latifatul Fajri
18 Maret 2022, 15:14
Ilustrasi, Pangeran Antasari, Pahlawan Nasional asal Kalimantan Selatan.
direktoratk2krs.kemsos.go.id
Ilustrasi, Pangeran Antasari, Pahlawan Nasional asal Kalimantan Selatan.

Pangeran Antasari Pahlawan Nasional Indonesia, yang berasal dari Kalimantan Selatan. Ia berperan penting dalam perang Banjar melawan Belanda.

Atas kepahlawanannya dalam melawan Belanda, Pangeran Antasari dianugerahi gelar Pahlawan Nasional dan Kemerdekaan oleh pemerintah Republik Indonesia melalui SK No. 06/TK/1968.

Biografi Singkat Pangeran Antasari

Mengutip dari direktoratk2krs.kemsos.go.id, Pangeran Antasari lahir tahun 1809 di Kayu Tangi, Kesultanan Banjar. Beliau meninggal dunia di usia 53 tahun.

Pangeran Antasari wafata pada 11 Oktober 1862 di Kampung Bayan Begok, Sampirang, Barito Utara, Kalimantan Tengah. Lokasi makam pangeran Antasari berada di Jalan. Malkon Temon, Banjarmasin.

Berdasarkan SK No. 06/TK/1968 oleh pemerintah Republik Indonesia, tanggal 23 Maret 1969 Pangeran Antasari diberi gelar Pahlawan Nasional dan Kemerdekaan.

Ayah Pangeran Antasari adalah Pangeran Masohut (Mas’ud) bin Pangeran Amir, sedangkan nama ibunya Gusti Khadijah binti Sultan Sulaiman.

Pangeran Antasari adalah pemimpin tertinggi di Kesultanan Banjar (Sultan Banjar). Gelarnya yaitu Panembahan Amiruddin Khalifatul Mukminin.

Pangeran Antasari juga menjadi panglima perang, pemuka agama tertinggi, dan pemimpin pemerintahan.

Perjuangan Pangeran Antasari

Mengutip dari buku Mengenal Pahlawan Indonesia, Pangeran Antasari merupakan sepupu Sultan Hidayatullah Khalilullah. Meski memiliki hubungan kekerabatan dengan Sultan Hidayatullah, sosok Pangeran Antasari sebelumnya tidak dikenal Belanda, karena tidak terlihat dalam lingkungan Istana Martapura, yang merupakan ibu kota Kesultanan Banjar.

Sebelumnya, pemimpin Kesultanan Banjar adalah Sultan Adam, yang telah melakukan hubungan diplomatik dengan Belanda. Ketika Sultan Adam wafat pada 1857 terjadi krisis suksesi kepemimpinan Kesultanan Banjar. Penyebabnya adalah, pihak Belanda menghendaki Tamdjid Illah  sebagai penerus. Namun, hal ini bertentangan dengan wasiat Sultan Adam, yang menghendaki Pangeran Hidayatullah sebagai penerusnya.

Halaman:
Editor: Agung
Berita Katadata.co.id di WhatsApp Anda

Dapatkan akses cepat ke berita terkini dan data berharga dari WhatsApp Channel Katadata.co.id

Ikuti kami

Artikel Terkait

Video Pilihan
Loading...