Konferensi Asia Afrika, Warisan Indonesia bagi Perdamaian Dunia

Siti Nur Aeni
22 Maret 2022, 16:26
Ilustrasi, suasana Kawasan Asia Afrika di Bandung, Jawa Barat. Konferensi Asia Afrika merupakan pertemuan antara negara-negara Asia dan Afrika, yang dipersatukan oleh pengalaman pahit kolonialisme.
ANTARA FOTO/Novrian Arbi/pras.
Ilustrasi, suasana Kawasan Asia Afrika di Bandung, Jawa Barat. Konferensi Asia Afrika merupakan pertemuan antara negara-negara Asia dan Afrika, yang dipersatukan oleh pengalaman pahit kolonialisme.

Konferensi Asia Afrika (KAA) menjadi bagian dari peran Indonesia di dunia internasional terutama di wilayah Asia dan Afrika. Perlu diketahui bahwa kelahiran kekuatan Blok Barat dan Timur membuat kondisi dunia semakin memanas.

Negara adidaya di kedua blok tersebut, yakni Amerika Serikat (AS) dan Uni Soviet, berlomba-lomba mengembangkan senjata nuklir. Hal ini menjadi pemicu kekhawatiran masyarakat dunia jika sewaktu-waktu terjadi perang dunia lagi.

Pada saat itu memang sudah berdiri Perserikatan Bangsa-Bangsa (PBB) yang berfungsi untuk menangani masalah dunia. Namun, pada kenyatannya organisasi dunia ini belum cukup berhasil untuk menyelesaikan persoalan tersebut. Di lain sisi, akibat dari masalah tersebut sebagian besar diderita bangsa-bangsa di wilayah Asia dan Afrika.

Latar Belakang Konferensi Asia Afrika

Menurut penjelaasan di situs asianafricanmuseum.org, disebutkan bahwa ide pelaksanaan Konferensi Asia Afrika berawal pada 1954, yaitu saat Perdana Menteri Ceylon, Sir John Kotelawala mengundang perdana menteri Birma (U Nu), India (Jawaharlal Nehru), Indonesia (Ali Sastroamidjojo), dan Pakistan (Mohammed Ali). Undangan tersebut bertujuan untuk mengadakan pertemuan informal di negaranya.

Tentu saja undangan tersebut diterima baik oleh Indonesia. Pada kesempatan itu, Presiden Soekano menekankan kepada Perdana Menteri Indonesia Ali Sastroamidjojo untuk menyampaikan ide diadakannya konferensi negara-negara Asia dan Afrika di Konferensi Kolombo tersebut. Soekarno menyebutkan, bahwa hal ini merupakan cita-cita bersama untuk membangun solidaritas negara-negara Asia-Afrika.

Sebagai persiapan, maka Pemerintah Indonesia mengadakan pertemuan yang dihadiri oleh Kepala Perwakilan Indonesia di Asia, Afrika, dan Pasifik. Pertemuan tersebut dilaksanakan pada 9-22 Maret 1954 di Wisma Tugu, Puncak, Jawa Barat.

Pertemuan internal tersebut bertujuan untuk membahasa rumusan yang akan dibawa Perdana Menteri Ali Sastroamidjojo di Konferensi Kolombo sebagai dasar usulan Indonesia untuk meluaskan gagasan kerja sama regional tingkat Asia-Afrika.

Konferensi Kolombo berlangsung dari 28 April-2 Mei 1954 betujuan untuk membicarakan masalah yang menjadi kepentingan bersama. Dalam konferensi tersebut, Perdana Menteri Indonesia mengusulkan perlunya diadakan pertemuan lain yang lebih luas di wilayah Asia-Afrika. Usulan ini berlandaskan pada adanya masalah krusial yang terjadi di negara-negara Asia dan Afrika.

Usulan tersebut diterima seluruh peserta konferensi walaupun masih dalam suasana skeptis. Konferensi ini memberikan kesempatan kepada Indonesia untuk menjajaki kemungkinan dan keputusan dimuat di bagian akhir Komunike Konferensi Kolombo.

Tujuan Konferensi Asia Afrika

Dalam buku “Aku Warga Negara Indonesia untuk SD/MI Kelas VI”, disebutkan setidaknya ada empat hal yang menjadi tujuan diadakannya Konferensi Asia Afrika. Berikut penjelasannya.

  1. Meningkatkan keinginan baik dan kerja sama antar negara-negara di kawasan Asia dan Afrika, serta menjajaki dan melanjutkan kepentingkan timbal balik dan kepentingan bersama.
  2. Mempertimbangkan masalah sosial, ekonomi, dan budaya dalam hubungannya dengan negara-negara peserta konferensi.
  3. Mempertimbangkan masalah tentang kepentingan khusus yang menyangkut masyrakat Asia Afrika dalam hal ini berhubungan dengan kedaulatan nasional, rasialisme, dan kolonialisme.
  4. Meninjau letak Asia dan Afrika dan masyarakatnya dalam dunia, serta kontribusi yang diberikan untuk meningkatkan perdamaian dunia dan kerjasama internasional.

Usaha Persiapan Konferensi Asia Afrika

Menurut penjelasan di asianafricanmuseum.org, perjuangan untuk mewujudkan Konferensi Asia Afrika tidak berhenti sampai di Konferensi Kolombo saja. Selepas itu, Pemerintah Indonesia masih melakukan beberapa upaya agar konferensi untuk negara Asia Afrika bisa dilangsungkan.

Indonesia melalui saluran diplomatik melakukan pendekatan kepada 18 negara Asia Afrika untuk mengetahui pendapat negara-negara tersebut terhadap ide pelaksanaan Konferensi Asia Afrika. Sebagian besar menyambut baik ide tersebut dan menyetujui Indonesia sebagai tuan rumah konferensi.

Tanggal 28-19 Desember 1954, Perdana Menteri Ali Sastroamidjojo mengundang perdana menteri peserta Konferensi Kolombo untuk mengadakan pertemuan di Bogor. Pertemuan tersebut bertujuan untuk membicarakan persiapan Konferensi Asia Afrika.

Pertemuan tersebut berhasil merumuskan kesepakatan tentang agenda, tujuan, dan negara-negara yang akan diundang dalam Konferensi Asia Afrika. Kelima negara yang hadir dalam pertemuan di Bogor, menjadi sponsor resmi KAA dan Indonesia dipilih sebagai tuan rumah. Presiden Soekarno menunjuk Kota Bandung sebagai tempat berlangsungnya KAA.   

Halaman:
Editor: Agung
Berita Katadata.co.id di WhatsApp Anda

Dapatkan akses cepat ke berita terkini dan data berharga dari WhatsApp Channel Katadata.co.id

Ikuti kami

Artikel Terkait

Video Pilihan
Loading...