Pengertian Diksi, Ciri-Ciri, dan Jenisnya
Penulisan kalimat membutuhkan diksi atau pilihan kata. Pemakaian diksi bertujuan supaya pembaca memahami tulisan. Diksi penting dipakai untuk merangkai kata, memberi ekspresi, dan kesesuaikan dalam kalimat.
Diksi dapat menentukan gaya bahasa dalam tulisan. Sebuah kalimat, paragraf, hingga wacana membutuhkan gaya bahasa. Pengaruh diksi dalam gaya bahasa dapat membentuk suasana, kejujuran, kesopanan, hingga tingkat keresmian.
Pengertian Diksi
Menurut Kamus Besar Bahasa Indonesia (KBBI), diksi adalah pilihan kata yang tepat dan selaras dalam penggunaan. Diksi digunakan untuk mengungkapkan gagasan sehingga memperoleh efek tertentu, seperti yang diharapkan.
Pengertian menurut KBBI menjelaskan diksi sebagai pilihan kata yang sesuai. Diksi dipakai untuk pemilihan kata sehingga mengungkapkan gagasan tertentu.
Contohnya dalam karya tulis diksi dipakai dalam pembahasan aspek kata di dalam sajak. Mengutip dari penerbitdeepublish.com, diksi meliputi denotasi konotasi, morfologi, semantik, dan etimologi.
Diksi dalam puisi digunakan penyair untuk mendapatkan makna tertentu. Pemakaian diksi dalam karya sastra yang satu ini, mampu membantu pembaca memunculkan imajinasi dalam puisi.
Jenis-Jenis Diksi
Diksi digunakan pengarang dalam karya sastra untuk dipahami pembaca atau pendengar. Pemilihan kata yang sesuai akan mempengaruhi pembaca tentang isi karya.
Berikut jenis-jenis diksi:
1. Denotatif
Denotatif adalah makna yang sesuai dengan hasil observasi, menurut penglihatan, pendengaran, perasaan, penciuman, dan pengalaman lain. Makna denotasi adalah makna sebenarnya atau lawan kata dari konotatif.
Contoh kalimat denotatif meliputi:
- Beruang makan madu
- Andi suka memasak seperti ibunya
- Jerawat bisa dikurangi memakai sebum pada wajah
2. Konotatif
Konotatif disebut juga makna kiasan atau bukan makna sebenarnya. Kata konotasi memiliki makna tertentu yang sifatnya emosional, sehingga menimbulkan imajinasi dan nilai rasa tertentu.
Menurut KBBI konotasi adalah tautan pikiran yang menimbulkan nilai rasa pada seseorang ketika berhadapan dengan sebuah kata. Makna yang ditambahkan dalam makna denotasi.
Contoh kalimat konotatif yaitu:
Merah putih pada bendera Indonesia sarat makna (warna merah berarti berani dan putih bermakna suci)
Dinda menjadi anak emas keluarganya (anak emas berarti anak paling disayangi)
Dia masih bau kencur (bau kencur artinya masih anak-anak dan belum banyak pengalaman).
Jenis Diksi Berdasarkan Leksikal
1. Simile
Simile adalah gaya bahasa yang langsung menyatakan sesuatu yang sama, menggunakan kata-kata pembanding. Contoh kata pembanding yaitu bagai, bagaikan, sebagai, seperti, semisal, seumpama, bak, laksana.
2. Metafora
Metafora merupakan analogi yang membandingkan dua hal secara langsung. Metafora disebut juga majas perbandingan yang tidak memakai kata pembanding.
Contoh metafora yaitu tangan kanan (orang kepercayaan), putri malam (bulan), bunga bangsa (pahlawan).
3. Alegori
Alegori adalah kata kiasan yang menceritakan kejadian lain. Majas ini merupakan lanjutan dari kalimat metafora. Dalam kalimat alegori, nama-nama pelaku sifatnya abstrak dan tujuannya selalu jelas tersurat.
Contoh alegori yaitu cerita tentang putri salju dan kalimat dalam puisi.
4. Personifikasi
Personifikasi adalah gaya bahasa yang menggambarkan benda mati tidak bernyawa, namun memiliki sifat seperti manusia. Contoh majas personifikasi yaitu kiasan benda mati yang memiliki perbuatan dan pikiran selayaknya manusia.
Ciri-Ciri Diksi
Menurut buku Apresiasi Puisi (Teori dan Aplikasi) berikut ciri-ciri diksi:
- Diksi digunakan untuk pemilihan kata guna mengungkap gagasan atau hal yang diamanatkan
- Dapat digunakan untuk memberdakan nuansa makna dengan bentuk yang sesuai terhadap gagasan, situasi, atau nilai rasa pembaca
- Memakai perbendaharaan kata yang didapatkan oleh masyarakat, bahasanya bisa menggerakkan atau memberdayakan kekayaan menjadi sebuah kata yang jelas
Contoh Diksi
Diksi terdapat dalam kayar puisi yang memiliki gaya bahasa sarat makna. Pembaca puisi memberikan nada dan sikap ekspresif ketika membaca. Berikut contoh diksi pada bait puisi sajak Toto Sudarto Bachtiar:
Pahlawan Tak Dikenal
Sepuluh tahun yang lalu dia terbaring
Tapi bukan tidur, sayang
Sebuah lubang peluru bundar di dadanya
Senyum bekunya mau berkata, kita sedang perang
Puisi karya Toto Sudarto memberikan makna konotasi dalam kalimatnya. Penyair menuliskan kata terbaring tapi bukan tidur. Makna kata terbaring adalah mati atau meninggal.
Ketika mendengarkan puisi atau membaca, akan membayangkan imajinasi seorang pahlawan yang terbaring karena tertembak.