Perbedaan Saham dan Reksadana, dari Pengertian hingga Perpajakannya

Image title
19 Agustus 2022, 15:19
perbedaan saham dan reksadana
ANTARA FOTO/Muhammad Adimaja/wsj.
Ilustrasi, pergerakan harga saham di Bursa Efek Indonesia (BEI).

Perbedaan saham dan reksadana penting dipelajari bagi para anak muda. terutama bagi mereka yang baru saja masuk ke dalam dunia kerja. Sebab, denan mengetahui perbedaan antara kedua instrumen investasi ini, nantinya bisa membantu mengelola gaji yang baru didapatkan.

Generasi muda saat ini memang sedang gemar berinvestasi di saham dan reksa dana. Hal ini setidaknya ditunjukan dari data PT Kustodian Sentral Efek Indonesia (KSEI), yang mencatat populasi kalangan muda, yakni yang berusia di bawah 30 tahun, mendominasi jumlah investor pasar modal.

Advertisement

Generasi muda ini, disebut memenuhi hampir 50% dari total populasi investor pasar modal hingga pertengahan November 2020. Sementara, berdasarkan data Bursa Efek Indonesia (BEI), per 19 November 2020, jumlah investor pasar modal tercatat sebanyak 3,53 juta. Jumlah ini meningkat 42% jika dibandingkan dengan data per 31 Desember 2019, yang sebesar 2,48 juta.

Pemilihan instrumen investasi sendiri, bisa berdasarkan kepribadian, kebutuhan, tujuan keuangan dan kondisi finansial saat ini. Meskipun antara saham dan reksadana memiliki beberapa persamaan, tetap saja keduanya adalah bagian dari dua jenis investasi yang berbeda. Berikut perbedaan saham dan reksadana yang dilansir dari situs Bareksa dan Bibit.

Perbedaan Saham dan Reksadana

Seperti telah disebutkan sebelumnya, meski sama-sama merupakan instrumen investasi, ada perbedaan yang mendasar antara saham dan reksadana. Ini mencakup dari pengertiannya, hingga aspek perpajakannya.

1. Pengertian Saham dan Reksadana

Dari definisinya, perbedaan saham dan reksadana cukup mencolok. Saham adalah surat berharga bukti kepemilikan terhadap suatu badan usaha atau perusahaan atau bisnis. Saat investor membeli saham suatu perusahaan, maka investor tersebut memiliki bagian kepemilikan dalam suatu perusahaan tersebut.

Keuntungan investasi saham disebut dengan dividen, yang biasanya rutin dibayarkan per kuartal atau tahunan. Investor juga bisa mendapat keuntungan dengan cara menjual kembali saham ke pasar bursa efek. Margin keuntungan akan didapatkan ketika harga beli lebih rendah daripada harga jual.

Berinvestasi di saham ini lebih berisiko dibandingkan dengan investasi reksadana, karena saat berinvestasi semua keputusan investasi datang dari tangan sang investor sendiri tanpa campur tangan manajer investasi.

Sementara, reksadana adalah wadah menghimpun dana dari masyarakat penanam modal atau investor. Dana yang telah terkumpul tersebut, akan diinvestasikan oleh manajer investasi ke dalam beberapa instrumen investasi seperti saham, obligasi, atau deposito.

Instrumen reksadana terbagi atas beberapa jenis, antara lain reksadana saham, reksadana campuran, reksadana pendapatan tetap, reksadana pasar uang dan lain sebagainya.

Setiap jenis reksa dana mempunyai potensi keuntungan yang berbeda-beda, semakin tinggi risikonya, semakin tinggi pula potensi keuntungannya. Karena dana dikelola oleh manajer investasi, maka akan dikenakan biaya untuk agen pengelola tersebut. Selain itu, biasanya juga akan dikenakan potongan setiap melakukan penarikan dana.

2. Progress Perjalanan Investasi

Perbedaan aham dan reksadana yang kedua, dilihat dari progress perjalanan investasinya. Kedua instrumen ini memiliki perbedaan yang mencolok dari progress-nya, karena pengelolaan keduanya berbeda.

  • Progres Perjalanan Investasi di Saham

Dalam instrumen saham, investor harus mengetahui dua metode atau cara menganalisa suatu saham. Dua metode analisa tersebut, adalah analisa teknikal dan analisa fundamental.

Analisa teknikal adalah suatu metode analisis yang digunakan untuk memprediksi tren suatu harga saham dengan cara mempelajari data pasar periode sebelumnya (historikal), terutama pergerakan harga dan volume.

Sedangkan analisa fundamental merupakan suatu metode analisis yang didasarkan pada fundamental bisnis suatu perusahaan yang menitikberatkan pada rasio keuangan perusahaan dan kejadian-kejadian yang secara langsung maupun tidak langsung mempengaruhi kinerja keuangan perusahaan tersebut.

Analisa fundamental biasa digunakan untuk membuat keputusan berinvestasi jangka panjang. Analisa fundamental dibagi dalam tiga tahapan analisis yaitu analisis ekonomi, analisis industri, dan analisis perusahaan.

Sementara analisa teknikal biasa digunakan para trader dalam hal memutuskan kapan harus membeli atau menjual suatu saham dalam waktu yang tidak lama atau dengan kata lain investasi jangka pendek. Motivasi investor maupun calon investor dalam belajar saham tidak lain adalah ingin merasakan manisnya keuntungan atau profit yang bisa dihasilkan dari efek ekuitas ini.

Perlu diingat, imbal hasil tinggi tentu diiringi dengan risiko tinggi pula. Artinya, dengan berinvestasi saham, kita bisa dalam waktu singkat meraih untung berlipat. Demikian juga sebaliknya, dalam waktu singkat, kita bisa rugi berlipat.

Sehingga investor maupun calon investor saham harus memperdalam pengetahuannya, bukan hanya mengenai saham, namun juga memahami bagaimana pasar bereaksi terhadap perekonomian, stabilitas keuangan perusahaan, bahkan laporan keuangan perusahaan.

Halaman:
Editor: Agung
Berita Katadata.co.id di WhatsApp Anda

Dapatkan akses cepat ke berita terkini dan data berharga dari WhatsApp Channel Katadata.co.id

Ikuti kami

Artikel Terkait

Video Pilihan
Loading...
Advertisement