Jokowi Soroti Rendahnya Kompetensi Baca, Matematika dan Sains Siswa RI

Dimas Jarot Bayu
3 April 2020, 12:43
Ilustrasi, Presiden Republik Indonesia Joko Widodo (Jokowi). Saat memimpin rapat terbatas di Istana Negara, Jumat (3/4), Jokowi mengungkapkan tiga hal pokok permasalahan sistem pendidikan di Indonesia.
ANTARA FOTO/HO/Biro Pers Sekretariat Presiden/Muchlis Jr/sgd/aww.
Ilustrasi, Presiden Republik Indonesia Joko Widodo (Jokowi). Saat memimpin rapat terbatas di Istana Negara, Jumat (3/4), Jokowi mengungkapkan tiga hal pokok permasalahan sistem pendidikan di Indonesia.

Presiden Joko Widodo atau Jokowi, mengungkapkan pandangannya mengenai persoalan sistem pendidikan Indonesia, berdasarkan survei Program for International Student Assessment (PISA) 2018.

Jokowi menyebut, ada penurunan di tiga bidang kompetensi, khususnya membaca. Hal ini ditunjukkan dengan skor membaca siswa Indonesia dalam PISA 2018  sebesar 371, berada di posisi 74 dari 79 negara.

Kemudian, ia menyorot mengenai kemampuan matematika siswa Indonesia, yang memiliki skor 379 dan berada di posisi 73. Terakhir, kemampuan sains siswa Indonesia yang memiliki skor 396 dan berada di posisi 71.

“Berdasarkan survei PISA kita juga bisa mengetahui tiga permasalahan utama (pendidikan Indonesia) yang harus diatasi,” kata Jokowi saat membuka rapat terbatas melalui video conference dari Istana Merdeka, Jakarta, Jumat (3/4).

Menurutnya, salah satu masalah utama pendidikan Indonesia adalah besarnya persentase siswa berprestasi rendah. Ia menilai, Indonesia sebenarnya telah berhasil meningkatkan akses anak usia 15 tahun terhadap sistem sekolah, namun masih perlu upaya lebih besar untuk menekan jumlah siswa berprestasi rendah.

“Jumlah siswa berprestasi rendah perlu ditekan hingga kisaran 15% sampai 20% di 2030,” ujarnya.

(Baca: Sengkarut Pendidikan Dasar di Pelosok Daerah)

Masalah lainnya dalam pendidikan Indonesia menurut Jokowi adalah, tingginya persentase siswa yang mengulang kelas, yakni 16%. Menurutnya, angka ini 5% lebih tinggi dibandingkan rata-rata negara yang tergabung dalam Organization for Economic Co-operation and Development (OECD).

Halaman:
Reporter: Dimas Jarot Bayu
Berita Katadata.co.id di WhatsApp Anda

Dapatkan akses cepat ke berita terkini dan data berharga dari WhatsApp Channel Katadata.co.id

Ikuti kami

Artikel Terkait

Video Pilihan
Loading...