Ulstein Luncurkan Desain Thor, Kapal Pengisi Daya Bertenaga Thorium
Pabrikan kapal asal Norwegia, Ulstein mengumumkan peluncuran konsep desain kapal pengisian daya, penelitian dan penyelamatan bertenaga Thorium. Kapal buatan Ulstein ini akan digunakan sebagai stasiun tenaga/pengisian daya untuk kapal pesiar generasi baru yang digerakkan oleh baterai.
Kapal bernama "Thor" ini akan menggunakan sumber daya Thorium dengan reaktor tipe Molten Salt Reactor (MSR). Selain itu, kapal sepanjang 149 meter ini memiliki helipad, peralatan pemadam kebakaran, boom penyelamat, perahu kerja, kendaraan permukaan otonom dan drone, serta memiliki derek, laboratorium, dan ruang kuliah.
Mengutip World Nuclear News, Jumat (29/4), untuk mendemonstrasikan kelayakan Thor, Ulstein juga mengembangkan konsep kapal bernama "Sif". Kapal ini merupakan kapal ekspedisi dan pesiar dengan panjang 100 meter, yang mampu menampung hingga 80 penumpang dan 80 awak.
Sif nantinya difungsikan sebagai kapal ekspedisi tanpa emisi ke tempat-tempat terpencil dan sulit terjangkau, seperti Kutub Utara dan Selatan. Ke depan, pengisian daya untuk kapal-kapal bertenaga baterai ini akan mengandalkan kemampuan dari Thor, yang merupakan kapal bertenaga Thorium.
Dalam keterangan resminya, Ulstein menyebutkan, bahwa kapasitas pengisian Thor telah ditingkatkan untuk memenuhi kebutuhan daya empat kapal pesiar dan ekspedisi secara bersamaan.
Thor sendiri tidak perlu mengisi daya atau bahan bakar, karena menggunakan Thorium. Ini menjadikan Thor sebagai kapal yang sepenuhnya mandiri di masa depan. Bisa dikatakan, kapal ini merupakan pembangkit listrik multiguna yang mengambang dan mobile.
Chief Executive Officer (CEO) Ulstein Cathrine Kristiseter Marti mengatakan, bahwa konsep yang diusung Thor mampu membuat visi operasi pelayaran tanpa emisi menjadi kenyataan.
Menurutnya, kapal pesiar dan ekspedisi beroperasi di daerah yang semakin terpencil, dan rentan menimbulkan dampak negatif terhadap lingkungan. Pada saat yang sama, industri menghadapi tekanan yang meningkat dari berbagai pemangku kepentingan untuk melestarikan alam dan melarang timbulnya dampak negatif pada lingkungan dari aktivitas penjelajahan.
"Thor memungkinkan pengisian energi dan persediaan di lokasi, serta memfasilitasi operasi penyelamatan, dan melakukan tugas penelitian. Pada dasarnya, kapal ini adalah bagian penting dari infrastruktur untuk mendukung operasi yang berkelanjutan dan lebih aman," kata Cathrine, dikutip dari World Nuclear News.
Dengan mengusung konsep 3R, yakni replenishment, research, and rescue, Thor yang menggunakan teknologi MSR diklaim menjadi jawaban yang paling pas atas tuntutan bebas emisi di industri maritim.
Perserikatan Bangsa-Bangsa (PBB) sendiri telah mengamanatkan bahwa pengiriman harus mengurangi emisi sebesar 50% dari total 2008, sebelum 2050.
Selain Thor, ada sejumlah pabrikan yang juga meluncurkan kapal bertenaga Thorium yang menggunakan tipe reaktor MSR. Earth 300 misalnya, yang pada Maret 2021 meluncurkan konsep kapal penelitian bertenaga MSR sepanjang 300 meter, yang dilengkapi dengan 22 laboratorium dan mampu menampung 160 ilmuwan.
Sebagai informasi, Thorium tergolong sumber energi nuklir paling aman dibandingkan Uranium. Pasalnya, Thorium tidak dapat membelah untuk menciptakan reaksi berantai nuklir seperti Uranium. Dalam istilah ilmiah, itu tidak fisil.
Untuk menimbulkan reaksi nuklir, satu Thorium harus dibombardir oleh neutron dari bahan bakar energi fisil, seperti Uranium-235 atau Plutonium-239, sehingga bisa menjadi Uranium-233. Melalui reaksi fisi, Uranium-233 akhirnya mengubah Thorium di dekatnya menjadi bahan bakar nuklir yang sama.