Lebih Cepat dari Jadwal, Indonesia Energy Temukan Minyak di Sumur K-27
Indonesia Energy Corporation Ltd, sebuah perusahaan eksplorasi dan produksi minyak dan gas (migas) yang berfokus di Indonesia, mengumumkan telah menemukan minyak di sumur Kruh 27 miliknya.
Mengutip keterangan resmi perusahaan, Rabu (11/5), Kruh 27 atau K-27, adalah sumur pertama dari dua sumur back-to-back yang dibor oleh perusahaan yang terdaftar di New York Stock Exchange (NYSE) ini, selama paruh pertama tahun ini di Blok Kruh seluas 63.000 hektar.
Sumur K-27 dibor pada 7 April dan ditargetkan rampung dalam waktu 45 hari. Namun, pada 9 Mei pemboran telah mencapai total kedalaman akhir 3.359 kaki. Artinya, hanya butuh 32 hari untuk mengebor hingga kedalaman total.
Indonesia Energy melaporkan sekitar 132 kaki pasir minyak ditemukan di K-27, yang terletak di antara kedalaman 3.058 dan 3.190 kaki. Interval bantalan minyak ini (artinya bagian atas zona minyak ke bagian bawah zona minyak) di sumur K-27 lebih tebal 14 kaki, dan karena itu lebih besar dari yang diantisipasi.
Ini berarti total potensi cadangan K-27 bisa lebih besar dari yang diantisipasi. Berdasarkan hasil pengeboran ini tersebut, IEC memperkirakan produksi sumur K-27 akan dimulai pada akhir Mei 2022.
"Hasil pengeboran di K-27 ini memperkuat keyakinan kami bahwa Blok Kruh adalah aset potensial, yang dapat meningkatkan arus kas secara signifikan saat perusahaan mengebor sumur tambahan," kata Presiden Indonesia Energy Frank Ingriselli, dalam keterangan resmi.
Rig pemboran sumur K-27 selanjutnya akan dipindah ke lokasi sumur kedua, yakni K-28. Setelah pengeboran di sumur K-28 selesai, nantinya sumur baru ketiga di Blok Kruh diperkirakan akan memulai pengeboran pada Juli-Agustus, dan kemungkinan sumur baru keempat sebelum akhir tahun.
Sumur-sumur baru ini merupakan kelanjutan dari kampanye pemboran Indonesia Energy, yang telah diumumkan sebelumnya untuk menyelesaikan total 18 sumur produksi baru di Blok Kruh pada akhir 2024.
Masing-masing sumur baru ini diharapkan menghasilkan rata-rata produksi lebih dari 100 barel minyak per hari (BOPD) selama tahun pertama produksi. Untuk pengeboran, perusahaan mengeluarkan biaya sekitar US$ 1,5 juta.
Berdasarkan ketentuan kontrak IEC dengan pemerintah Indonesia dan harga minyak US$ 90 per barel, setiap sumur baru diharapkan menghasilkan pendapatan bersih sebanyak US$ 2,4 juta dalam 12 bulan pertama. Manajemen Indonesia Energy menilai potensi pendapatan yang akan dihasilkan ini, akan cukup untuk menutup biaya pengeboran sumur pada tahun pertama produksi.
Sebagai informasi, Blok Kruh terletak di Sumatera, di mana Indonesia Energy sudah memproduksi minyak dari lima sumur yang ada. Mengutip keterangan dalam situs resminya, IEC mencatat cadangan minyak mentah bruto yang terbukti dan belum dikembangkan di Blok Kruh sebesar 4,99 juta barel. Sementara, kemungkinan cadangan minyak mentah bruto yang belum dikembangkan sebesar 2,59 juta barel.
Indonesia Energy memegang 100% hak partisipasi di Blok Kruh. Blok tersebut beroperasi di bawah Technical Assistance Contract (TAC) dengan PT Pertamina, hingga Mei 2020. Kontrak pengoperasian Blok Kruh kemudian berlanjut sebagai kerja sama operasi (KSO), mulai Mei 2020 hingga Mei 2030.