Profil Bobby Nasution, Menantu Jokowi yang Dukung Prabowo - Gibran
Wali Kota Medan Muhammad Bobby Afif Nasution atau yang kerap disebut Bobby Nasution, mendeklarasikan dukungan terhadap pasangan calon presiden dan wakil presiden Prabowo Subianto - Gibran Rakabuming Raka. Deklarasi dukungan melalui Barisan Pengusaha Pejuang.
"Kami Barisan Pengusaha Pejuang dengan ini menyatakan mendukung, memilih, dan memenangkan pasangan calon presiden dan wakil presiden Prabowo - Gibran untuk menjadi presiden dan wakil presiden Republik Indonesia tahun 2024-2029," kata Bobby pada Rabu (8/11).
PDIP sebagai partai yang menaungi Bobby kemudian memberikan reaksi keras terhadap deklarasi dukungan ini. Sekretaris Jenderal PDIP Hasto Kristiyanto mengatakan, bahwa Wali Kota Medan ini harus mundur dari PDIP, karena telah menyatakan dukungan untuk Prabowo - Gibran.
Bobby memang dikenal khalayak luas sebagai menantu Presiden Joko Widodo (Jokowi), melalui pernikahannya dengan Kahiyang Ayu pada 8 November 2017 lalu, yang tak lain merupakan putri Jokowi.
Namun, kehidupannya sebelum menjadi menantu Jokowi tidak banyak diketahui masyarakat. Berikut ini ulasan mengenai profil Bobby Nasution, terkait pendidikannya serta karir sebelum memutuskan terjun ke politik.
Masa Kecil dan Pendidikan Bobby Nasution
Bobby lahir di Medan pada 5 Juli 1991 dari pasangan Erwin Nasution, mantan Direktur Utama PT Perkebunan Nusantara IV, dan Ade Hanifiah Siregar. Masa kecilnya dihabiskan di Pontianak, mengikuti pekerjaan sang Ayah. Di kota tersebut, ia mengenyam pendidikan dasar di SD Muhammadiyah 02 Pontianak.
Keluarganya kemudian pindah ke Bandar Lampung, dimana Bobby kemudian melanjutkan pendidikan menengah di SMP Negeri 22 Lampung. Di kota ini pula, Bobby melanjutkan pendidikan menengah atas, yakni di SMA Negeri 9.
Usai menamatkan pendidikan menengat atas pada 2009, ia kemudian melanjutkan studi di Fakultas Ekonomi dan Manajemen Institut Pertanian Bogor (IPB), dengan memilih jurusan Agribisnis.
Tak berhenti di jenjang strata satu (S1), ia kemudian melanjutkan studi program magister di IPB pada 2015. Saat menempuh studi magister ini lah, ia bertemu dengan Kahiyang.
Menjajal Dunia Properti
Sosok Bobby Nasution awalnya jauh dari hingar bingar politik, melainkan lebih condong ke dunia properti. Ketika masih menempuh studi S1 di IPB, ia mulai terjun ke dunia properti, tepatnya pada 2011 silam.
Meski demikian, kariernya di dunia real estate tak langsung berada di puncak. Awalnya, ia hanya sekadar mencari dan memperbaiki rumah-rumah bekas tinggal dan kemudian menjualnya kembali.
Setelah cukup ahli dan memiliki reputasi yang baik, ia kemudian memutuskan untuk membangun beberapa rumah baru dan terlibat dalam proyek yang lebih besar, seperti Malioboro City di Yogyakarta.
Pada 2016, Bobby kemudian bergabung dengan Takke Group, perusahaan properti yang didirikan oleh seorang pengusaha yang berpengalaman lebih dari 20 di dunia properti, yakni Laurent M. Takke.
Di Takke Group, Bobby memegang jabatan sebagai Direktur Marketing. Tak hanya itu, ia pun menjadi salah satu pemegang saham, dengan kepemilikan sekitar 10-20%. Beberapa proyek Takke Group yang ditangani saat ia berada di perusahaan tersebut, antara lain Kemang View Bekasi, Metro Galaxy Park Bekasi dan Gardenia Bogor.
Selain di Tekke Group, Bobby juga menjadi Komisaris PT Wirasena Cipta Reswara dan memiliki saham di perusahaan itu senilai Rp 9,3 miliar. Ia juga diketahui berkecimpung dalam bisnis beras, melalui PT Pilar Wirasena Sinergi.
Terjun ke Dunia Politik, Menang Pilkada Wali Kota Medan
Bobby dikenal pertama kali dalam panggung politik adalah ketika ia muncul dalam pemilihan kepala daerah (Pilkada) Kota Medan, Sumatera Utara pada 2020 lalu. Saat maju Pilkada, ia mendaftar sebagai calon kepala daerah di sejumlah partai politik bersama pasangannya Aulia Rachman, yang merupakan anggota DPRD Kota Medan dari Fraksi Partai Gerakan Indonesia Raya (Gerindra).
Pasangan Bobby - Aulia ini didukung oleh koalisi PDIP, Gerindra, Partai Amanat Nasional (PAN), Gokar, Nasional Demokrat (Nasdem) , Hati Nurani Rakyat (Hanura), Partai Solidaritas Indonesia (PSI), dan Partai Persatuan Pembangunan (PPP).
Dalam kampanyenya, pasangan Bobby - Aulia ini kerap menyoroti masalah masalah banjir dan jalan berlubang yang tak pernah usai di Kota Medan. Dalam satu kesempatan, Bobby pun berjanji bakal menyelesaikan masalah banjir dalam waktu dua tahun.
Salah satu langkah yang dilakukannya, adalah membenahi drainase, serta membangun kolam retensi di lahan seluas 3.98 Ha, yang terletak di Kecamatan Medan Selayang. Ia menjelaskan, kolam retensi ini berguna sebagai tempat penampungan sementara air dari luapan Sei Selayang. Sebab apabila hujan turun debit air di Sei Selayang sudah melebih daya tampung dari sungai tersebut.
Janji lainnya, Bobby - Aulia ingin menjadikan Kota Medan sebagai pusat kuliner di Asia Tenggara dan kota perdagangan berstandar internasional. Ini merupakan salah satu bagian dari program prioritas 'Medan Beridentitas' yang dipaparkan dalam dokumen visi-misi pasangan calon Wali Kota dan Wakil Wali Kota.
Dengan dukungan dari sejumlah partai, pasangan Bobby - Aulia berhasil memenangkan Pilkada Kota Medan. Keputusan kemenangan tersebut tertuang dalam Surat Keputusan KPU Medan nomor 1672/PL.02-6-Kpt/1271/KPU-Kot/XII/2020 tentang Penetapan Rekapitulasi Hasil Penghitungan Perolehan Suara dan Hasil Pemilihan Walikota dan Wakil Walikota Medan Tahun 2020.
Dari hasil rekapitulasi suara, Bobby - Aulia menang dengan perolehan 53,5% dari total suara sah atau mengumpulkan 393.533 suara. Sementara, lawannya yang merupakan petahana, yakni Akhyar Nasution - Salman Alfarisi kalah dengan perolehan 46,5% atau 342.480 suara.