AS Tuduh Rusia Sedang Mencari Dalih Demi Memulai Perang dengan Ukraina

Agustiyanti
18 Februari 2022, 07:10
Rusia, Ukraina, Amerika Serikat, perang rusia-ukraina
ANTARA FOTO/REUTERS/Maxim Guchek/BelTA/Handout /WSJ/sad.
Pemandangan yang menunjukkan kendaraan lapis baja selama latihan militer "Allied Resolve" yang diadakan oleh angkatan bersenjata Rusia dan Belarus di tempat pelatihan Osipovichsky di wilayah Mogilev, Belarus, Kamis (17/2/2022).

Amerika Serikat menuding Rusia tengah mencari pembenaran untuk memulai perang dengan melancarkan serangan kepada Ukraina dalam beberapa hari mendatang. Menteri Luar Negeri AS Antony Blinken mendesak Moskow untuk membatalkan niat mereka pada pertemuan Dewan Keamanan PBB, Kamis (17/2). 

Blinken mengubah rencana perjalanannya untuk dapat berbicara pada pertemuan PBB. Ia merinci data detail intelijen AS tentang upaya Rusia mengarang dalih untuk melancarkan invasi dengan harapan Moskow membatalkan rencana perang. 

"Saya di sini hari ini bukan untuk memulai perang, tetapi untuk mencegahnya," kata Blinken, seperti dikutip dari Reuters. 

Amerika Serikat mengatakan bukti di perbatasan Ukraina menunjukkan bahwa Rusia bergerak menuju invasi yang akan segera terjadi, terlepas dari klaim Moskow yang mulai menarik pasukan. 

Komentar dari Blinken dan pejabat tinggi AS lainnya pada hari Kamis,  termasuk peringatan terus terang Presiden Joe Biden bahwa dia yakin serangan akan terjadi "dalam beberapa hari ke depan menandai urgensi yang lebih besar dari pemerintahan Biden bahwa tindakan Rusia mengindikasikan Kremlin bergerak maju dengan rencana perang.

"Setiap indikasi yang kami miliki adalah bahwa mereka siap untuk pergi ke Ukraina, menyerang Ukraina," kata Biden kepada wartawan saat meninggalkan Gedung Putih pada Kamis.

Rusia kembali menepis anggapan bahwa pihaknya sedang bersiap untuk menyerang Ukraina dan menyebut AS melancarkan tuduhan tak berdasar.

Dalam pidatonya di Dewan Keamanan, Blinken memaparkan beberapa langkah yang diperkirakan AS akan diambil Rusia dalam beberapa hari mendatang dalam upaya untuk membenarkan tindakan militer di Ukraina. Dia mengatakan, Moskow kemungkinan akan mencoba membuat dalih untuk perang, yang bisa menjadi pengeboman teroris yang dibuat-buat oleh Rusia, penemuan kuburan massa, atau serangan pesawat tak berawak yang direkayasa.

"Rusia mungkin menggambarkan peristiwa ini sebagai pembersihan etnis atau genosida, mengolok-olok konsep yang tidak kami anggap enteng," kata Blinken.

Blinken mengatakan bahwa pejabat tinggi Rusia kemungkinan akan mengadakan pertemuan mendesak sebelum serangan yang akan mencakup pemboman Rusia di seluruh Ukraina dan serangan siber. 

AS yakin Moskow telah memilih target yang akan didatangi tank dan pasukan Rusia, termasuk ibu kota Ukraina, Kyiv.

Ia mengakui, banyak yang meragukan informasi mereka. Namun dia mengatakan AS akan lega jika prediksi itu terbukti salah dan Rusia berubah arah.

“Sementara Rusia telah berulang kali menganggap peringatan kami sebagai melodrama dan omong kosong, mereka terus mengumpulkan lebih dari 100.000 tentara di perbatasan Ukraina,” ujarnya. 

Wakil Menteri Luar Negeri Rusia Sergey Vershinin, yang berbicara di depan Blinken pada pertemuan Dewan Keamanan PBB membantah tuduhan AS. Ia menilai tuduhan tersebut tak berdasar dan menyebut AS menjadikan pertemuan PBB seperti “sirkus”.

"Kami telah lama mengklarifikasi semuanya dan menjelaskan segalanya. Ranggal yang diumumkan dari apa yang disebut invasi ini telah kami lewati, jadi oleh karena itu. Saran saya kepada Anda (Blinken) adalah  tidak muncul dalam situasi yang canggung ini,” kata Vershinin.

Seorang pejabat senior Departemen Luar Negeri mengatakan, AS menerima tanggapan dari Rusia atas proposal tertulis yang diajukan AS ke Rusia tiga minggu lalu pada Kamis.  Dalam dokumen setebal 11 halaman yang diterbitkan oleh kantor berita negara RIA-Novosti, Moskow mengatakan AS tidak memberikan tanggapan yang konstruktif dan bahwa "meningkatnya aktivitas militer AS dan NATO di dekat perbatasan Rusia mengkhawatirkan.

Ketika ketegangan terus meningkat, Departemen Luar Negeri AS mengatakan pada hari Kamis bahwa Rusia mengusir diplomat paling senior kedua dari kedutaan AS di Moskow. Ini dilihat pemerintah Biden sebagai langkah eskalasi.

"Tindakan Rusia terhadap wakil kepala misi kami, yang merupakan anggota kunci dari tim kepemimpinan kedutaan, tidak beralasan," kata Wakil Sekretaris pers utama Gedung Putih Karine Jean-Pierre kepada wartawan di atas Air Force One.

Sekretaris Jenderal NATO Jens Stoltenberg mengatakan Kamis pagi bahwa sekutu NATO khawatir, Rusia sedang berusaha untuk “membuat dalih" serangan bersenjata terhadap Ukraina. Dia menambahkan bahwa NATO telah mengamati "operasi bendera palsu" di Ukraina oleh perwira intelijen Rusia untuk memberikan alasan menyerang Ukraina.

"Kami tidak tahu apa yang akan terjadi, tetapi yang kami tahu adalah bahwa Rusia telah mengumpulkan kekuatan terbesar yang telah kami lihat selama beberapa dekade di dan sekitar Ukraina," kata Stoltenberg.

Di tengah ketegangan antara Rusia dan Barat, pejabat AS, NATO dan Eropa berkumpul di Munich untuk konferensi tahunan guna membahas masalah keamanan global. Rusia tidak berencana untuk hadir.

Wakil Presiden Kamala Harris memimpin delegasi AS yang mencakup Blinken ke Konferensi Keamanan Munich, dan berencana untuk bertemu dengan Presiden Ukraina Volodymyr Zelensky dan Stoltenberg selama perjalanan.

Cek juga data ini

Berita Katadata.co.id di WhatsApp Anda

Dapatkan akses cepat ke berita terkini dan data berharga dari WhatsApp Channel Katadata.co.id

Ikuti kami

Artikel Terkait

Video Pilihan
Loading...