IMF Prediksi Penurunan Emisi Karbon Akan Ciptakan Jutaan Pekerjaan

Abdul Azis Said
13 Juli 2021, 16:38
emisi karbon, IMF, lapangan kerja, investasi ramah lingkungan
Arief Kamaludin (Katadata)
Ilustrasi. IMF menyebut, pergeseran ke energi terbarukan, jaringan listrik baru, efisiensi energi, mobilitas rendah karbon menawarkan peluang investasi yang besar.

Dana Moneter Internasional atau IMF memperkirakan komitmen berbagai negara untuk memangkas emisi karbon global akan membutuhkan peningkatan investasi besar dalam dua dekade ke depan. Hal ini menjadi peluang bagi pertumbuhan ekonomi dan lapangan kerja.

"Pergeseran ke energi terbarukan, jaringan listrik baru, efisiensi energi, mobilitas rendah karbon menawarkan peluang investasi yang besar," ujar Direktur Eksekutif IMF Kristalina Georgieva dalam pertemuan dengan para menteri negara anggota G20 akhir pekan lalu, seperti dikutip dari laman resmi IMF.

Georgieva mengatakan, ini adalah peluang besar untuk mendorong pertumbuhan ekonomi dan peinciptaan lapangan pekerjaan. Penelitian IMF menunjukkan bahwa kebijakan investasi hijau dapat meningkatkan PDB global sekitar 2% pada dekade ini dan menciptakan jutaan lapangan kerja baru.

Ia menyebut rata-rata 30% investasi baru ramah lingkungan diharapkan datang dari pemerintah. Ini penting untuk memobilisasi 70% sisa kebutuhan investasi dari swasta. Dengan demikian, pemerintah perlu memprioritasikan investasi dan penganggaran yang ramah lingkungan.

Georgieva mengatakan, lembaga-lembaga keuangan internasional dapat membantu mengurangi biaya dan risiko dari investasi-investasi ini. Namun, ia juga menyarankan pemerintah untuk membantu menyediakan infrastruktur yang mendukung penerapan teknologi rendah karbon sebagai tanggapan atas rencana penetapan harga karbon.

"Kebijakan sektor keuangan, seperti taksonomi hijau dan pengungkapan risiko umum juga dapat mengarahkan investasi swasta menuju proyek yang berkelanjutan," katanya.

Mendorong investasi ramah lingkungan menjadi salah satu prioritas kebijakan global untuk menekan efek gas rumah kaca. Prioritas utama lainnya, menurut Georgieva, adalah membuat sinyal kepada pasar untuk bekerja menciptakan ekonomi iklim baru. Dunia perlu melepaskan diri dari segala bentuk subsidi bahan bakar fosil.

Penetapan harga karbon menjadi salah satu kunci untuk memberikan sinyal penting dan mengarahkan investasi dan inocasi swasta ke teknologi bersih. Penelitian IMF menunjukkan bahwa, tanpa kebijakan ini, dunia tidak akan mampu mencapai tujuan perjanjian paris.

Badan Energi Internasional (IEA) menargetkan emisi karbon dioksida (CO2) hilang sepenuhnya pada 2050. 

"Sinyal harga ini harus diperkuat. Pada tahun 2030, kita membutuhkan harga karbon global rata-rata US$ 75 per ton C02, naik dari US$ 3 per ton saat ini dengan cakupan emisi 23%,"ujarnya.

Halaman:
Reporter: Abdul Azis Said
Editor: Agustiyanti
Berita Katadata.co.id di WhatsApp Anda

Dapatkan akses cepat ke berita terkini dan data berharga dari WhatsApp Channel Katadata.co.id

Ikuti kami

Artikel Terkait

Video Pilihan
Loading...