Manufaktur Terpukul Corona, Indef: 2,5 Juta Orang Berpotensi Kena PHK

Agatha Olivia Victoria
13 April 2020, 18:26
PHK, pandemi corona, virus corona. covid-19, industri manufaktur
ANTARA FOTO/Aloysius Jarot Nugroho/hp.
Ilustrasi. Pemerintah mencatat terdapat 1,65 juta orang yang tidak bekerja akibat pandemi corona.

Survei Indeks Manufaktur Bank Indonesia memproyeksi sektor manufaktur masih akan menurun atau terkontraksi pada kuartal II 2020 akibat pandemi corona. Peneliti Institute For Development of Economics and Finance Bhima Yudhistira memproyeksi kondisi ini akan membuat 2,5 juta orang mengalami pemutusan hubungan kerja atau PHK pada tahun ini. 

"Saya perkirakan sebanyak 2,5 juta orang yang pengangguran akibat PHK, belum termasuk yang dirumahkan tetapi masih berstatus karyawan," ujar Bhima kepada Katadata.co.id, Senin (13/4).

Berdasarkan data BPS, jumlah pengangguran pada Agustus 2019 mencapai 7,05 juta orang atau 5,28% dari total angkatan kerja. Pemerintah sebelumnya menargetkan tingkat pengangguran tahun ini dapat turun ke kisaran 4,8% hingga 5,1%. 

Namun, pandemi corona membuyarkan target tersebut. Pemerintah mencatat terdapat 1,65 juta orang yang tidak bekerja akibat pandemi corona. hingga saat ini. Pengangguran terjadi akibat PHK dan terpaksa dirumahkan akibat banyak sektor usaha yang tertekan. 

(Baca: Pemerintah Bebaskan Penggunaan Insentif Kartu Prakerja Rp 600 Ribu)

Bhima menjelaskan penurunan kinerja manufaktur disebabkan oleh sejumlah faktor, antara lain penurunan permintaan, gangguan pasokan bahan baku akibat karantina atau lockdown yang dilakukan sejumlah negara, hingga beban utang luar negeri perusahaan. 

"Akhirnya banyak industri yang menurunkan kapasitas produksinya dan pembelian bahan baku untuk kebutuhan produksi beberapa bulan kedepan juga akan turun," ucap dia.

Halaman:
Reporter: Agatha Olivia Victoria
Editor: Agustiyanti
Berita Katadata.co.id di WhatsApp Anda

Dapatkan akses cepat ke berita terkini dan data berharga dari WhatsApp Channel Katadata.co.id

Ikuti kami

Artikel Terkait

Video Pilihan
Loading...