Membaca Peluang Investasi AS ke RI dari Potensi Kemenangan Biden

Agustiyanti
4 November 2020, 20:13
investasi, pilpres as, biden vs trump, hasil pilpres as
123RF.com/Bakhtiar Zein
Hasil Pilpres akan menentukan arah kebijakan ekonomi AS ke depan yang dapat berpengaruh ke seluruh dunia, termasuk Indonesia.

Amerika Serikat telah menggelar pemilihan presiden tadi malam (3/10) dengan hasil yang masih ketat antara Donald Trump dan Joe Biden. Hasil Pilpres akan menentukan arah kebijakan ekonomi AS ke depan yang dapat berpengaruh ke seluruh dunia, termasuk Indonesia. Salah satunya, dalam hal aliran investasi asing, baik portofolio maupun langsung.

Meski hasil belum pasti, Presiden AS Donald Trump telah mengumumkan kemenangannya. Sementara hasil hitung cepat yang dihimpun The Associated Press hingga pukul 19.00 WIB, Biden unggul dengan mengantongi 238 suara elektoral dari Trump yang mengantongi 213 suara elektoral. Untuk dapat memenangkan pilpres, salah satu kandidat harus mengantongi 270 dari 539 suara elektoral.

Terlepas dari siapa yang menang, kedua kandidat memiliki pandangan kebijakan yang saling bertolak belakang, terutama terkait perpajakan. Dikutip dari Financial Times, kebijakan pajak rendah bagi korporasi dan individu yang menjadi salah satu kebijakan utama Trump sejak terpilih dalam pilpres 2016 akan diubah oleh Biden jika menang.

Kebijakan ini menguntungkan bagi perusahaan Amerika dan mendukung pasar ekuitas, tetapi menciptakan defisit besar pada anggaran terutama pada masa Pandemi Covid-19 saat stimulus besar dibutuhkan. Oleh karena itu, Biden mengusulkan untuk menaikan pajak korporasi dari saat ini sebesar 21% menjadi 28%.

Pajak individu AS juga akan dinaikkan dari maksimal 37% menjadi 39,6%. Biden optimistis dapat menambah penerimaan negara hingga US$ 3,4 triliun sehingga dapat memberikan stimulus ekonomi lebih besar.

Ekonom Bank Permata Josua Pardede memperkirakan, ekonomi AS lebih cepat pulih jika Biden terpilih. Kebijakan kenaikan pajak yang diusung Biden dapat menciptakan stimulus belanja lebih besar sehingga perekonomian AS lebih cepat pulih.

"Kalau pajak tidak dinaikkan, stimulus akan terbatas. Trump saat ini masih kekeh untuk tidak perlu menambah stimulus, padahal ini dibutuhkan untuk mempercepat pemulihan ekonomi," ujar Josua kepada Katadata.co.id, Rabu (4/11).

Ekonomi AS pada kuartal kedua terkontraksi 32,9% secara tahunan akibat pandemi Covid-19, seperti terlhat dalam databoks di bawah ini. Pada kuartal III, ekonomi AS melesat 33% secara tahunan tetapi belum kembali ke level sebelum pandemi Covid-19.

Jika ekonomi AS mulai pulih, menurut Josua, perekonomian global juga akan lebih cepat pulih dan menular ke Indonesia. Investasi akan kembali mengalir ke negara-negara berkembang atau emerging market, baik portofolio maupun fisik.

Berdasarkan riset yang diterbitkan lembaga pemeringkat global Moody's, ekonomi AS akan tumbuh 4,2% pada tahun depan dan 7,7% pada 2022 jika Partai Demokrat yang mengusung Biden memenangkan pemilu AS. Pertumbuhan ekonomi AS akan mulai melandai pada 2023 dan berakhir di kisaran 2,1% pada 2030.

Sementara berdasarkan skenario kemenangan Partai Republik yang mengusung Trump, ekonomi AS diprediksi hanya tumbuh 2,9% pada tahun depan dan 3,8% pada 2022. Pertumbuhan ekonomi juga akan melandai mulai 2023 dan berakhir di kisaran 1,9% pada 2030.

"Dalam jangka pendek, arus modal asing akan mengalir ke instrumen-instrumen portofolio, tetapi dalam jangka menengah ada potensi kenaikan investasi fisik," katanya

Ada Peluang Besar, Tapi Butuh Diplomasi

Pimpinan Lembaga Konsultan Global PwC di AS, Tim Ryan memperkirakan perusahaan-perusahaan asal AS akan terus merelokasi bisnis mereka dari Tiongkok. Hal ini akan dilakukan terlepas siapa pemenang pemilihan presiden pada 3 November mendatang.

"Covid-19 benar-benar membuat investor menaruh perhatian pada rantai pasokan. Bagaimana mengurangi risiko dari rantai pasokan yang sebelumnya tidak menjadi perhatian sekarang adalah fokus utama," ujar Ryan pada Jumat (23/10) dikutip dari CNBC.

Halaman:
Berita Katadata.co.id di WhatsApp Anda

Dapatkan akses cepat ke berita terkini dan data berharga dari WhatsApp Channel Katadata.co.id

Ikuti kami

Artikel Terkait

Video Pilihan
Loading...