Rapor APBN 2020: Penerimaan Negara Turun 16,7%, Defisit 6,09% PDB

Agustiyanti
6 Januari 2021, 16:22
Sri mulyani, defisit anggaran, pandemi corona, penerimaan pajak, belanja negara
ANTARA FOTO/Akbar Nugroho Gumay
Menteri Keuangan Sri Mulyani menyebut defisit anggaran pada tahun ini berada di bawah target dalam Perpres 72 Tahun 2020 sebesar 6,34% terhadap PDB.

Pemerintah mencatat penerimaan negara mencapai Rp 1.633,6 triliun atau meleset dari target sebesar Rp 1.699,9 triliun. Meski target penerimaan meleset, realisasi belanja lebih rendah  yakni Rp 2.589,9 triliun atau 94,6% dari pagu. Alhasil, defisit anggaran berada di bawah target sebesar 6,34% terhadap Produk Domestik Bruto. 

Menteri Keuangan Sri Mulyani menjelaskan,  penerimaan negara terkontraksi 16,7% atau turun Rp 327 triliun dibandingkan 2019. Jika dibandingkan APBN awal, penurunannya bahkan mencapai Rp 599 triliun. Sementara belanja negara naik 12,2% dibandingkan 2019, meski realisasinya dari pagu lebih rendah.  

Advertisement

"Defisit APBN mencapai 956,3 triliun atau 6,09% terhadap PDB, angka ini lebih baik dibandingkan Perpres 72 sebesar Rp 1.039 triliun. Namun, defisit ini jauh lebih besar dari APBN awal yang kita desain dalam kondisi sehat yakni 1,76% terhadap PDB," ujar Sri Mulyani dalam Konferensi Pers Realisasi Pelaksanaan APBN TA 2020, Rabu (6/1). 

Sri Mulyani menjelaskan, APBN semula didesain lebih sehat tetapi mampu menunjang ekonomi dengan defisit APBN tetapi keseimbangan primer yang mendekati nol. Namun, pandemi Covid-19 mengubah keadaan. 

Target penerimaan negara dua kali dipangkas dari APBN awal mencapai Rp 532,2 triliun, sedangkan anggaran belanja negara justru naik untuk memenuhi kebutuhan penanganan Covid-19 mencapai Rp 429,9 triliun. 

Meski target penerimaan negara telah dipangkas, realisasinya masih lebih rendah dari yang diharapkan. "Ini adalah syok yang terjadi karena penerimaan pajak yang turun dan insentif yang diberikan kepada sektor usaha," katanya. 

Penerimaan pajak hanya mencapai 89,3% dari target atau terealisasi Rp 1.070 triliun. Kepabeanan dan cukai mencapai 103,5% dari target sebesar Rp 212,8 triliun, sedangkan penerimaan negra bukan pajak mencapai 115,1% dari target atau Rp 38,5 triliun. Sementara itu, penerimaan hibah mencapai 945,8 dari target atau Rp 12,1 triliun.

Sementara itu,  belanja negara pada tahun lalu masih meningkat dibandingkan 2019 meski realisasinya lebih rendah dari harapan. Sri Mulyani pada awal Desember lalu memproyeksi belanja negara sepanjang 2020 akan terealisasi Rp 2.639,8 triliun atau 96,4% target.

Realisasi belanja negara pada 2020 terutama didorong oleh belanja pemerintah pusat yang naik 22,1% mencapai Rp 1.827,4 triliun. Meski demikian, realisasi ini hanya 92,5% dari target dalam Perpres 72. 

Halaman:
Berita Katadata.co.id di WhatsApp Anda

Dapatkan akses cepat ke berita terkini dan data berharga dari WhatsApp Channel Katadata.co.id

Ikuti kami

Artikel Terkait

Video Pilihan
Loading...
Advertisement