Ekonomi RI 2020 Diramal Mengalami Kontraksi Terdalam Sejak Krisis 1998

Agustiyanti
4 Februari 2021, 17:16
resesi ekonomi, kontraksi ekonomi, BPS, pertumbuhan ekonomi
123RF.com/alphaspirit
Ilustrasi. Pemerintah memproyeksi ekonomi tahun ini minus 1,7% hingga minus 2,2%.
  • Pemerintah memproyeksi ekonomi pada 2020 minus 1,7% hingga minus 2,2%.
  • Konsumsi rumah tangga masih terkontraksi pada kuartal keempat 2020. 
  • Kontraksi ekonomi yang dialami Indonesia masih lebih baik dibandingkan banyak negara.

Tahun 2020 menjadi tahun yang berat bagi seluruh penduduk dunia, termasuk Indonesia. Pandemi Covid-19 tak hanya menciptakan krisis kesehatan, tetapi juga ekonomi. Untuk pertama kalinya sejak krisis 1998  yang minus hingga 13%, ekonomi Indonesia sepanjang tahun lalu diproyeksi terkontraksi dalam .

Realisasi pertumbuhan ekonomi akan diumumkan oleh Badan Pusat Statistik, besok (5/2). Pemerintah memproyeksi ekonomi negatif 1,7% hingga 2,2% sepanjang tahun lalu.

Pemerintah semula berharap ekonomi pada kuartal IV akan positif sehingga mampu menahan kontraksi. Namun, harapan tersebut kian pupus terutama karena kasus Covid-19 yang terus meningkat yang direnspons pemerintah dengan pengetatan pembatasan sosial.

Ekonom Bank Permata Josua Pardede memperkirakan ekonomi pada kuartal keempat kembali terkontraksi 2,5% secara tahunan, setelah pada kuartal sebelumnya minus hingga 3,49%. Konsumsi rumah tangga masih terpukul dan minus 2,6% secara tahunan meski membaik dibandingkan kuartal sebelumnya 4%.

"Meskipun konsumsi masih terkontraksi pada kuartal IV 2020, tetapi tidak sedalam kontraksi pada kuartal II 2020," ujar Josua kepada Katadata.co.id, Kamis (4/2).

Hal ini, menurut dia, dipengaruhi oleh kebijakan PSBB transisi di berbagai daerah di Indonesia yang mendorong peningkatan pada pergerakan masyarakat, meskipun situasinya belum kembali ke level normal.

Beberapa data mengindikasikan konsumsi rumah tangga menunjukkan perbaikan yang terbatas sepanjang kuartal IV 2020. Laju pertumbuhan penjualan ritel pada Oktober hingga Desember 2020 masih terkontraksi 20,7% secara tahunan. Meskipun trennya membaik, indeks kepercayaan konsumen pada kuartal IV minus 23,6% secara tahunan dibandingkan kuartal sebelumnya minus 31,6%.

Pertumbuhan penjualan mobil mengalami kontraksi 40% dibandingkan kuartal IV 2019 yang negatif 6%. Penjualan motor juga mengalami kontraksi 49,8% dari kuartal IV 2019 yang minus 5,6%. Selain itu, impor barang konsumsi sepanjang kuartal IV tahun 2020 tercatat negatif 14,8%, berbanding terbalik dengan kuartal IV 2019 yang tumbuh 8%.

Pertumbuhan PMTB/investasi diperkirakan mengalami kontraksi 4,6% dari kuartal sebelumnya yang tercatat 6,5%. Investasi bangunan dan non-bangunan cenderung masih terkontraksi. Hal tersebut terindikasi dari pertumbuhan penjualan semen yang terkontraksi 13,8% pada kuartal IV 2020 dari tumbuh 6,1% pada kuartal IV 2019.

Sementara itu, Josua memperkirakan konsumsi pemerintah tumbuh 12,9% secara pada kuartal IV 2020 didorong oleh peningkatan realisasi belanja k/l.

"Secara keseluruhan, PDB sepanjang tahun lalu berada di kisaran negatif 2% dengan faktor yang mendominasi kontraksi adalah konsumsi rumah tangga dan investasi," katanya.

Penurunan aktivitas ekonomi akibat pandemi, menurut dia, mendorong penurunan produktivitas dari sisi produksi terutama sektor manufaktur, perdagangan dan konstruksi. Pertumbuhan ekonomi tahun lalu diperkirakan merupakan yang terendah sejak krisis moneter 1998.

"Kondisi ekonomi Indonesia sepanjang tahun lalu cenderung tidak lebih buruk dibandingkan dengan negara-negara lain, mengingat tingkat Keketatan respons pemerintah dalam penangangan isu kesehatan COVID-19 yang juga relatif lebih longgar," katanya.

Ke depan, menurut dia, pemerintah perlu fokus dalam penangangan isu kesehatan melalui optimalisasi program vaksinasi. Saat ini, pemerintah tengah mengalokasikan anggaran PEN lebih besar mencapai Rp 553 triliun. Anggaran ini diharapkan mampu membantu pemulihann ekonomi di tahun ini.

Selain itu, pemerintah juga telah menerbitkan UU Cipta Kerja dan mendirikan Lembaga Pengelola Investasi. Seluruh faktor tersebut, menurut Josua, berpotensi mendorong ekonomi Indonesia tahun ini tumbuh 3% hingga 4%.

Ekonom Mirae Sekuritas Anthony Kevin Morais mengatakan tekanan yang kuat terhadap perekonomian domestik masih terjadi pada kuartal IV 2020. Ia memperkirakan ekonomi dalam tiga bulan terakhir tahun lalu terkontraksi 1,75%.

Halaman:
Berita Katadata.co.id di WhatsApp Anda

Dapatkan akses cepat ke berita terkini dan data berharga dari WhatsApp Channel Katadata.co.id

Ikuti kami

Artikel Terkait

Video Pilihan
Loading...