Modal Asing Masuk Rp 10 T, Rupiah Sepekan Menguat 106 Poin
Nilai tukar rupiah ditutup di level Rp 14.189 per dolar AS pada pekan ini, menguat 106 poin atau 0,74% dibandingkan penutupan pekan lalu. Rupiah perkasa seiring masuknya aliran modal asing Rp 10,54 triliun pada 7-10 Juni 2021.
Berdasarkan kurs referensi Jakarta Interbank Spot Dollar Rate (JISDOR), rupiah menguat 0,76% pada satu pekan ini. Kurs tersebut dipublikasikan Bank Indonesia setiap pukul 10.00 WIB.
Direktur Eksekutif Kepala Departemen Komunikasi BI Erwin Haryono menjelaskan, aliran modal asing mencatatkan beli neto di pasar surat berharga negara sebesar Rp 10,49 triliun dan pasar saham sebesar Rp 50 miliar. Berdasarkan data setelmen selama 2021, nonresiden mencatatkan beli neto Rp 14,65 triliun," kata Erwin dalam keterangan resminya, Jumat (11/6).
Di sisi lain, premi risiko investasi (credit default swap/CDS) Indonesia lima tahun turun dari 75,21 basis points per 4 Juni menjadi level 73,52 bps per 10 Juni 2021. Sementara, imbal hasil atau yield SBN RI tenor 10 tahun turun dari 6,35% menjadi 6,32% pada pagi hari ini. Yield obligasi AS 10 tahun juga tercatat turun ke level 1,432%.
Pergerakan rupiah dalam satu pekan ini dipengaruhi kekhawatiran pasar mengenai data inflasi AS. Namun, usai indeks harga konsumen yang menjadi indikator inflasi Negeri Paman Sam dirilis tadi malam, Kamis (12/6), rupiah semakin perkasa.
Direktur PT TRFX Garuda Berjangka Ibrahim Assuaibi mengatakan bahwa indeks dolar AS melemah terhadap mata uang lainnya karena kenaikan inflasi Negeri Paman Sam yang sedikit lebih cepat dari perkiraan. "Ini mendorong investor bertaruh bahwa tekanan harga akan bersifat sementara dan dukungan bank sentral akan tetap ada," ujar Ibrahim dalam hasil kajiannya, Jumat (11/6).
Mengutip Bloomberg, indeks dolar AS saat ini naik tipis 0,07% ke level 90.14. Dengan demikian, mata uang Negeri Paman Sam menguat terhadap beberapa mata uang utama seperti euro, pound Inggris, dan franc Swiss. Namun, melemah terhadap dolar Australia dan dolar Kanada.
Mayoritas mata uang Asia menguat terhadap dolar AS di akhir pekan ini. Dolar Hong Kong naik 0,01%, dolar Singapura 0,08%, dolar Taiwan 0,28%, won Korea Selatan 0,38%, peso Filipina 0,12%, yuan Tiongkok 0,06%, ringgit Malaysia 0,3%, dan baht Thailand 0,28%. Hanya yen Jepang dan rupee India yang melemah 0,18% dan 0,01%.
Data inflasi AS yang dirilis pada hari Kamis (12/6) mencatatkan bahwa indeks harga konsumen inti (CPI) tumbuh lebih tinggi dari perkiraan 3,8% tahun-ke-tahun. Menurut Ibrahim, angka tersebut tumbuh 0,7% secara bulanan, yang berada di atas ekspektasi tetapi di bawah pertumbuhan April 2021.
Maka dari itu, dirinya menyebutkan bahwa fokus pasar sekarang beralih ke pertemuan Bank Sentral AS, The Fed minggu depan. "Meskipun para pedagang sekarang mengatakan bahwa mungkin tidak ada banyak perubahan dalam retorika yang telah mengecilkan kebutuhan untuk mengurangi stimulus," katanya.
Menurut jajak pendapat Reuters, sebuah rencana untuk mengurangi pembelian obligasi diharapkan diumumkan pada bulan Agustus atau September 2021. Ibrahim pun memprediksikan kurs Garuda akan dibuka berfluktuatif, namun ditutup menguat di rentang Rp 14.160 - 14.210 per dolar AS pada Senin (14/6).