Ramalan Rupiah Tahun Depan Direvisi Lebih Optimistis, Apa Penopangnya?

Agatha Olivia Victoria
30 Juni 2021, 13:47
rupiah, kurs rupiah, asumsi rupiah, RAPBN 2022
ANTARA FOTO/Rivan Awal Lingga
Minat investor asing yang kemungkinan masih akan tinggi mendasari optimisme pemerintah dan DPR terhadap nilai tukar rupiah pada tahun depan.

Pemerintah, Bank Indonesia, dan Dewan Perwakilan Rakyat menyepakati perubahan asumsi nilai tukar rupiah dalam Rancangan Anggaran Pendapatan dan Belanja Negara (RAPBN) 2022 dari Rp 13.900-15.000 menjadi Rp 13.900-14.800 per dolar AS. Minat investor asing yang kemungkinan masih akan tinggi mendasari perubahan proyeksi tersebut. 

Anggota Badan Anggaran Dewan Perwakilan Rakyat Hamka Kady mengatakan bahwa upaya pemulihan ekonomi secara berkelanjutan serta reformasi struktural dapat mendorong kepercayaan investor pada tahun depan. "Dengan demikian, investasi asing di dalam negeri tetap terjaga dan meningkat," ujar Hamka membacakan kesepakatan panja antara Pemerintah, DPR, dan BI dalam rapat kerja bersama, Rabu (30/6).

Reformasi sektor keuangan,, menurut dia, juga akan dilakukan untuk mempercepat pendalaman sektor keuangan. Selain itu, perbaikan defisit transaksi berjalan terus diupayakan melalui koordinasi dengan berbagai pemangku kebijakan untuk mengakselerasi peningkatan kinerja ekspor.

Selain minat investor asing yang kemungkinan masih tinggi terhadap Indonesia, Hamka menilai, pemulihan ekonomi global dan aktivitas perdagangan dunia akan membantu penguatan rupiah. Kendati demikian, ia mengingatkan bahwa ketidakpastian global masih akan menghantui pergerakan nilai tukar rupiah pada tahun depan. Hal tersebut seiring dengan kemungkinan berubahnya arah kebijakan moneter Bank Sentral AS, The Fed.

Maka dari itu, ia berharap agar pemerintah dan otoritas moneter dapat mengoptimalkan momentum saat ini untuk menjaga stabilitas rupiah yang berkelanjutan sesuai dengan nilai fundamentalnya. "Saat ini nilai tukar rupiah masih berada dalam tren penguatan, modal asing masih cukup deras masuk, dan cadangan devisa meningkat," ujarnya.

Menteri Keuangan Sri Mulyani menyetujui kesepakatan panja. Sementara Gubernur BI Perry Warjiyo menyatakan  siap berkorodinasi dengan pemerintah untuk mengawal ekonomi, termasuk stabilitas nilai tukar rupiah di tengah ketidakpastian global.

Pemerintah sebelumnya memproyeksi nilai tukar rupiah bergerak dalam rentang Rp 13.900-15.000 per dolar AS pada tahun depan. Rupiah berpotensi menguat meski masih akan menghadapi berbagai ketidakpastian. "Dengan ketidakpastian yang ada, masih ada kecenderungan penguatan rupiah pada tahun depan meskipun terbatas," kata  Sri Mulyani dalam rapat kerja bersama DPR, akhir Mei 2021.

Halaman:
Reporter: Agatha Olivia Victoria
Editor: Agustiyanti
Berita Katadata.co.id di WhatsApp Anda

Dapatkan akses cepat ke berita terkini dan data berharga dari WhatsApp Channel Katadata.co.id

Ikuti kami

Artikel Terkait

Video Pilihan
Loading...