Cina Ajak Negara Asia Tinggalkan Dolar AS Perkuat Ketahanan Ekonomi

Agustiyanti
16 Februari 2022, 12:38
Yi Gang, Gubernur Bank Sentral Cina Yi Gang, Cina, PBoC, LCS, dolar AS, katadata G20
Dokumentasi Bank Indonesia
Gubernur PBoC Yi Gang menilai, negara-negara berkembang harus meningkatkan ketahanan ekonomi untuk menghindari dampak negatif rambatan kebijakan negara-negara maju.

Bank Sentral Cina atau People Bank of China (PBoC) mengajak negara-negara Asia untuk meningkatkan penggunaan mata uang lokal atau local currency swap (LCS) atau meninggalkan penggunaan dolar AS dalam perdagangan dan investasi. Peningkatan transaksi LCS diyakini mampu mendorong ketahanan ekonomi negara-negara Asia di tengah potensi guncangan keuangan akibat normalisasi kebijakan negara maju. 

Gubernur PBoC Yi Gang mengatakan, bank sentral negara-negara maju tengah berencana untuk mengubah arah kebijakannya menghadapi lonjakan inflasi. Hal ini akan memicu gejolak pada pasar keuangan global dalam waktu dekat. 

Advertisement

Ia menekankan, pentingnya negara-negara maju untuk mengomunikasikan arah kebijakannya. Di sisi lain, negara-negara berkembang harus meningkatkan ketahanan ekonomi untuk menghindari dampak negatif rembatan kebijakan negara-negara maju. 

"Dalam beberapa tahun terakhir, negara-negara berkembang di Asia telah membuat kemajuan substansial dalam penggunaan mata uang lokal untuk perdagangan dan investasi. Hasilnya, ekonomi lebih tahan terhadap goncangan eksternal," ujar Gubernur PbOC Yi Gang dalam G20 Finance Track Side Events, Rabu (16/2). 

Pertukaran mata uang lokal, menurut dia, dapat menjadi jaring pengaman keuangan global. Hingga saat ini, pertukaran mata uang lokal secara bilateral antara negara ASEAN+3  (negara ASEAN, Cina, Jepang, dan Korea Selatan) mencapai US$ 380 miliar. Pertukaran uang ini mendorong stabilitas di pasar uang. 

Yi Gang menjelaskan, Cina telah meneken kerja sama pertukaran uang lokal dengan banyak negara seiring permintaan yang kuat terhadap renminbi. Salah satunya pembaruan kerja sama dengan Bank Indonesia pada Januari 2022. Dalam kesepakatan tersebut, kedua negara memperbesar nilai pertukaran uang dari US$ 31 miliar menjadi US$ 38 miliar. 

Indonesia, Malaysia, Filipina, Jepang dan Thailand telah memiliki kerangka kerja setelmen pertukaran uang yang memungkinkan pertukaran uang lokal (Local Currency Settlement Framework/LCSF) sejak 201. Beberapa dari negara ini memperluas kerja sama tak hanya mencakup perdagangan tetapi juga investasi langsung.

"Pada September 2021, Cina dan Indonesia meluncurkan LCSF dan perdagangan langsung renminbi dan rupiah," ujarnya.

Ia menegaskan PBOC akan terus berupaya menghilangkan hambatan perdagangan lintas negara dari sisi keuangan. PBOC juga akan memastikan kekuatan pasar akan menjadi kunci dalam transaksi mata uang antar negara. 

Berita Katadata.co.id di WhatsApp Anda

Dapatkan akses cepat ke berita terkini dan data berharga dari WhatsApp Channel Katadata.co.id

Ikuti kami

Artikel Terkait

Video Pilihan
Loading...
Advertisement