Perang Dagang, Cina Siap Mati-matian Lawan Amerika

Ringkasan
- Cina siap berperang dengan AS dalam bentuk apapun, termasuk perang dagang, sebagai respons atas tekanan ekonomi dan politik dari Presiden Trump. Kedutaan Besar Cina di AS menegaskan sikap tersebut melalui sebuah postingan.
- AS mengenakan tarif tambahan atas barang impor Cina, sementara Cina membalas dengan tarif tambahan untuk barang AS, terutama produk pertanian. Perang tarif ini dipicu oleh dugaan peran Cina dalam perdagangan fentanil.
- Tarif yang diberlakukan AS berpotensi menekan perekonomian Cina. Cina mengisyaratkan akan menggunakan stimulus moneter dan fiskal untuk mengurangi dampak tersebut.

Cina menyatakan siap untuk berperang dalam bentuk apapun dengan Amerika Serikat, merespons tekanan ekonomi dan politik yang dilakukan Presiden Donald Trump terhadap negara itu.
"Jika perang adalah yang diinginkan AS, baik itu perang tarif, perang dagang, atau jenis perang lainnya, kami siap berperang sampai akhir," kata Kedutaan Besar Cina di AS dalam sebuah posting di X pada Rabu (5/3), seperti dikutip dari CNBC.
AS mengenakan tarif tambahan atas impor barang dari Cina sebesar 10% yang mulai berlaku pada Selasa (4/6). Tambahan ini membuat kenaikan tarif impor atas barang Cina ke AS naik 20% dalam satu bulan terakhir.
"Jika AS memiliki agenda lain dalam pikiran dan jika merugikan kepentingan Cina adalah yang diinginkan AS, kami siap berperang sampai akhir," kata juru bicara kementerian luar negeri Cina.
Beijing telah mengumumkan tarif tambahan setinggi 15% untuk barang-barang AS tertenti sebagai balasan kebijakan tarif AS. Tarif baru ini berlaku mulai dari 10 Maret. Cina juga mengumumkan serangkaian pembatasan ekspor baru untuk entitas AS yang ditunjuk.
Kebijakan tarif yang dirilis pemerintah Cina menargetkan ekspor pertanian AS. Produk pertanian merupakan ekspor AS terbesar ke Cina, dengan kedelai menjadi yang teratas dalam daftar tersebut. Selama perang dagang AS- Cina sebelumnya, kebijakan tarif Cina mendorong importir di negara itu untuk mengalihkan pembelian kedelai ke Brasil dan Argentina.
Tarif Trump berpotensi menghambat kinerja ekspor Cina yang dapat menekan perekonomian mereka. Pemerintah Cina pun kini telah mengisyaratkan kesediannya untuk menggunakan stimulis moneter dan fiskal untuk mengurangi dampak tarif itu.
Trump mengumumkan dua putaran tarif Cina sebagai tanggapan atas dugaan peran negara Asia tersebut dalam perdagangan fentanil. Obat adiktif tersebut, yang prekursornya sebagian besar diproduksi di China dan Meksiko, telah menyebabkan puluhan ribu kematian akibat overdosis setiap tahun di AS.
Cina menyebut, penjelasan AS terkait fentanil untuk mengenakan tarif sebagai alasan yang lemah. Setelah putaran awal tarif baru AS pada Februari, Cina telah membalas dengan menaikkan bea atas impor energi AS tertentu dan menempatkan dua perusahaan AS pada daftar entitas yang tidak dapat diandalkan yang dapat membatasi kemampuan mereka untuk berbisnis di negara Asia tersebut