BI Ramal Ekonomi Global Hanya Tumbuh 3,8% Jika Perang Terus Berlanjut

Abdul Azis Said
18 Maret 2022, 21:27
Gubernur Bank Indonesia Perry Warjiyo, BI, ekonomi global, perang, perang rusia ukraina
ANTARA FOTO/Puspa Perwitasari
Gubernur Bank Indonesia Perry Warjiyo menyebut. eskalasi ketegangan geopolitik yang diikuti dengan pengenaan sanksi berbagai negara terhadap Rusia mempengaruhi transaksi perdagangan, pergerakan harga komoditas, dan pasar keuangan global.

Bank Indonesia (BI) menyebut perang Rusia dan Ukraina akan mempengaruhi prospek ekonomi global. Bank sentral memperkirakan ekonomi global hanya akan tumbuh 3,8% tahun ini jika perang berlanjut dalam jangka waktu yang lebih lama. 

Gubernur BI Perry Warjiyo menyebut, asesmen terbaru menunjukkan pertumbuhan ekonomi dunia pada tahun ini hanya akan mencapai 4,2%. Perkiraan ini lebih rendah jika dibandingkan asesmen pada laporan bulan lalu yang memperkirakan bisa tumbuh 4,4%.

"Bahkan kalau berlanjut bisa juga turun menjadi 3,8%, lagi-lagi tergantung seberapa lama eskalasi ini berlanjut," kata Perry saat pembacaan hasil Rapat Dewan Gubernur BI periode Maret 2022, Kamis (17/3).

Perry menjelaskan, perbaikan ekonomi sebetulnya berlanjut di tengah penyebaran Covid-19 yang mulai mereda. Namun, eskalasi ketegangan geopolitik yang diikuti dengan pengenaan sanksi berbagai negara terhadap Rusia mempengaruhi transaksi perdagangan, pergerakan harga komoditas, dan pasar keuangan global. 

Pertumbuhan berbagai negara, seperti Eropa, Amerika Serikat (AS), Jepang, Tiongkok, dan India berpotensi lebih rendah dibandingkan proyeksi sebelumnya. Volume perdagangan dunia juga berpotensi lebih rendah daripada perkiraan sebelumnya sejalan dengan risiko tertahannya perbaikan perekonomian global dan gangguan rantai pasokan.

Perang yang mendorong kenaikan harga-harga komoditas terutama energi juga mendorong peningkatan inflasi di berbagai negara. Ini sudah terlihat di Amerika maupun di Eropa yang menghadapi masalah kenaikan harga-harga. Kondisi ini kemudian juga akan berimplikasi terhadap respon kebijakan moneter dengan kenaikan bunga acuan.

"Di sisi pasar keuangan, tentu juga berpengaruh terhadap persepsi risiko global dan tentu saja arus modal khususnya investasi portofolio yang tertahan ke negara emerging market," kata Perry.

Halaman:
Reporter: Abdul Azis Said
Editor: Agustiyanti
Berita Katadata.co.id di WhatsApp Anda

Dapatkan akses cepat ke berita terkini dan data berharga dari WhatsApp Channel Katadata.co.id

Ikuti kami

Artikel Terkait

Video Pilihan
Loading...