Sri Mulyani Tak Terkejut Amerika Dkk Walk Out di Tengah Pertemuan G20
Amerika Serikat bersama beberapa negara barat kompak meninggalkan ruangan atau walk out saat perwakilan Rusia berbicara pada pertemuan kedua jalur keuangan Presidensi G20 Indonesia di Washington DC pada Rabu (20/1). Menteri Keuangan Sri Mulyani memastikan ketegangan tersebut tak akan mengganggu kelancaran pertemuan tersebut.
Sri Mulyani mengatakan, sebelum dimulainya pertemuan kemarin, Indonesia memahami akan ada sejumlah skenario terkait sikap kelompok negara G7 atas kehadiran Rusia di forum tersebut. Ia mengaku tidak begitu terkejut saat ketiga negara maju itu memutuskan untuk walk out.
"Menurut saya, ini dilakukan tanpa mengganggu serta dalam hal ini tidak menimbulkan masalah dalam diskusi kita yang berkaitan dengan substansi itu sendiri," kata Sri Mulyani dalam Konferensi Pers pada Kamis (21/4).
Ia mengatakan, para anggota sejauh ini menunjukkan pandangan terkait pentingnya menjaga kerja sama forum G20 sekalipun ada kecemasan terkait perang di Ukraina. Hal ini karena mereka melihat berbagai tanggung jawab dari G20 untuk mengatasi masalah yang secara sistematis penting bagi ekonomi global.
Beberapa anggota menyebut tekanan saat ini memasuki periode 'perfect storm'. Perekonomian global belum usai dilanda pandemi, pemulihan yang masih rapuh dan sangat dini justru kembali terbebani oleh dampak perang. Ketegangan di Ukraina telah menyebabkan kenaikan harga energi, panago, pupuk dan bahan baku termasuk komoditas mineral.
Situasi tersebut tentunya menjadi tugas menantang bagi para pembuat kebijakan di berbagai negara. Karena itu, Sri Mulyani menyebut dalam pertemuan kemarin, semua anggota secara kuat mengekspresikan pandangan bahwa G20 menjadi form utama untuk kerjasama, terutama untuk koordinasi dan kolaborasi.
"Jadi saya yakin, ini tidak akan mengikis kerja sama serta peran dari forum G20," ujarnya.
Seperti diketahui, negara-negara barat yang diinisiasi Amerika Serikat telah menentang kehadiran Rusia di forum G20. Mengutip The Guardian, perwakilan dari AS, Inggris dan Kanada meninggalkan sesi saat delegasi Rusia berbicara pada pertemuan G20 jalur keuangan di Washington DC kemarin. Sumber mengatakan, gubernur Bank of England, Andrew Bailey, dan seorang pejabat senior Departemen Keuangan termasuk di antara mereka yang meninggalkan pembicaraan.
Selain itu, sumber juga menyebut Inggris, AS, dan negara-negara barat lainnya mendorong posisi konsensus tentang kelanjutan keanggotaan Rusia di G20 dan telah mempertanyakan kehadiran perwakilan Kremlin.
Menteri Keuangan AS Janet Yellen mengatakan kepada hadirin dalam pertemuan tersebut bahwa dia tidak menyetujui kehadiran seorang pejabat senior Rusia. Departemen Keuangan AS sebelumnya mengatakan bahwa Yellen bertemu dengan Menteri Keuangan Sri Mulyani Indrawati untuk menekankan bahwa tidak akan ada business as usual bagi Rusia dalam ekonomi global.
Di antara negara-negara G20, Rusia merupakan negara ekonomi terbesar ke-12 mengacu pada data produk domestik bruto pada 2020.