Ekonomi Amerika Minus 1,4% Meski Belanja Konsumen Masih Kuat

Agustiyanti
29 April 2022, 07:33
ekonomi amerika, amerika serikat, pertumbuhan ekonomi, ekonomi AS
ANTARA FOTO/REUTERS/Kevin Lamarque/AWW/dj
Presiden AS Joe Biden. Kinerja ekonomi AS berbalik pada kuartal I 2022 di tengah kenaikan kasus Covid-19 dan penurunan dana bantuan pandemi dari pemerintah.

Ekonomi Amerika Serikat secara tak terduga mencatatkan minus 1,4% secara tahunan pada kuartal pertama tahun ini. Kinerja ekonomi AS yang tumbuh kencang lebih dari setahun terakhir, berbalik di tengah kenaikan kasus Covid-19 dan penurunan dana bantuan pandemi dari pemerintah.

Departemen Perdagangan AS melaporkan, uni adalah penurunan pertama dalam produk domestik bruto sejak resesi akibat pandemi Covid-19. Sebagian besar didorong oleh defisit perdagangan yang lebih luas karena impor melonjak, dan perlambatan laju akumulasi persediaan.

Advertisement

Meski demikian, permintaan domestik meningkat pada kuartal I 2022 dibandingkan kuartal sebelumnya, menghilangkan kekhawatiran stagflasi atau resesi. The Federal Reserve diperkirakan akan menaikkan suku bunga sebesar 50 basis poin Rabu depan. Bank sentral AS menaikkan suku bunga kebijakannya sebesar 25 basis poin pada bulan Maret, dan kemungkinan akan segera mulai memangkas kepemilikan asetnya.

"Perekonomian masih menunjukkan ketahanan, tetapi laporan PDB kuartal pertama menandakan dimulainya pertumbuhan yang lebih moderat tahun ini dan berikutnya, sebagian besar sebagai respons terhadap suku bunga yang lebih tinggi," kata Sal Guatieri, ekonom senior di BMO Capital Markets di Toronto.

Meskipun ekonomi AS kontraksi, Guatieri menilai The Fed tidak punya banyak pilihan selain menaikkan secara agresif pada Mei untuk menahan inflasi.

Ekonomi  AS tumbuh  kuat pada kuartal keempat mencapai 6,9%. Ekonom yang disurvei oleh Reuters telah memperkirakan pertumbuhan PDB naik pada tingkat 1,1%. Perkiraan berkisar dari minus 1,4% hingga tumbuh 2,6%.

Ekonomi juga terpukul akibat tantangan rantai pasokan, kekurangan pekerja dan inflasi yang merajalela. Penurunan kuartal terakhir adalah palsu karena PDB tetap 2,8% di atas levelnya pada kuartal keempat 2019 dan ekonomi tumbuh 3,6% pada basis tahun-ke-tahun.

Adapun terdapat, 1,7 juta lapangan kerja pada kuartal pertama. Iutput manufaktur juga  tumbuh pada kecepatan 5%. "Tidak masuk akal bahwa PDB riil menurun," kata Conrad DeQuadros, penasihat ekonomi senior di Brean Capital di New York.

Lantas apa penyebab PDB AS minus?

Pembelian barang lebih awal oleh bisnis yang takut kekurangan karena perang Rusia-Ukraina berkontribusi pada lonjakan impor. Sementara ekspor AS anjlok, menyebabkan pelebaran tajam defisit perdagangan yang memangkas 3,2% dari pertumbuhan PDB, terbesar sejak kuartal ketiga 2020. Perdagangan kini telah menjadi penghambat pertumbuhan selama tujuh kuartal berturut-turut.

Bisnis telah beralih ke impor untuk memenuhi permintaan, dengan produsen lokal tidak memiliki kapasitas untuk meningkatkan produksi. Persediaan bisnis meningkat  US$158,7 miliar, menurun dibandingkan kuartal sebelumnya US$ $193,2 miliar. Adapun investasi persediaan juga berkontribusi memangkas 0,84% dari pertumbuhan PDB.

Halaman:
Berita Katadata.co.id di WhatsApp Anda

Dapatkan akses cepat ke berita terkini dan data berharga dari WhatsApp Channel Katadata.co.id

Ikuti kami

Artikel Terkait

Video Pilihan
Loading...
Advertisement