Kemenkeu Pastikan APBN Makin Sehat Meski Belanja Subsidi Bengkak

Abdul Azis Said
13 Mei 2022, 12:56
BKF, febrio kacaribu, kementerian keuangan, apbn
Dokumentasi Panitia Nasional Presidensi G20 Indonesia
Kepala BKF Febrio Kacaribu mengatakan, prioritas pemerintah saat ini adalah mendorong pertumbuhan ekonomi serta menjaga daya beli masyarakat.

Kementerian Keuangan berencana menambah anggaran subsidi energi dalam Anggaran Pendapatan dan Belanja Negara (APBN) seiring lonjakan harga komoditas energi global akibat perang. Meski subsidi membengkak, Kepala Badan Kebijakan Fiskal (BKF) Kemenkeu Febrio Kacaribu memastikan, keuangan negara tetap sehat karena penerimaan negara juga memperoleh windfall dari kenaikan harga komoditas.

"APBN akan meng-absorbs shock tetapi tetap lebih sehat tahun ini. Defisit anggaran akan kami lebih rendah, bahkan dibandingkan tahun lalu 4,57% dari Produk Domestik Bruto (PDB)," kata Febrio dalam diskusi dengan media secara virtual, Jumat (13/5).

Febrio mengatakan, prioritas pemerintah saat ini adalah mendorong pertumbuhan ekonomi serta menjaga daya beli masyarakat. Oleh karena itu, APBN lagi-lagi akan disiapkan sebagai shock absorber , salah satunya untuk menjaga daya beli masyarakat dari dampak kenaikan harga energi.

Namun, Febrio tidak menjelaskan berapa besaran tambahan belanja subsidi yang disiapkan pemerintah. Ia hanya mengatakan, besaran tambahan subsidi sangat bergantung pada berapa lama harga energi yang tinggi akan bertahan.

Di sisi lain, penerimaan negara juga diramal tumbuh kuat berkat kenaikan harga komoditas. Hal inilah yang menjadi modal untuk APBN bisa semakin sehat. Dalam kesempatan terpisah, Menteri Keuangan Sri Mulyani memperkirakan pendapatan negara tahun ini bisa tumbuh lebih dari 11%.

Kemenkeu dalam dua bulan ke depan bersama DPR akan melakukan pembahasan terkait perombakan postur APBN. Staf Ahli Bidang Pengeluaran Negara Kementerian Keuangan Made Arya Wijaya mengatakan, pihaknya kini masih membahas item mana saja yang akan disesuaikan. Namun, target pendapatan negara berpotensi di kerek untuk mengurangi defisit APBN.

Halaman:
Reporter: Abdul Azis Said
Editor: Agustiyanti
Berita Katadata.co.id di WhatsApp Anda

Dapatkan akses cepat ke berita terkini dan data berharga dari WhatsApp Channel Katadata.co.id

Ikuti kami

Artikel Terkait

Video Pilihan
Loading...