Rupiah Makin Loyo ke 14.730/US$ Imbas Rontoknya Bursa Saham

Abdul Azis Said
19 Mei 2022, 10:20
rupiah, rupiah hari ini, rupiah melemah, dolar AS
ANTARA FOTO/Dhemas Reviyanto/wsj.
Ilustrasi. Rupiah pagi ini melemah bersama mayoritas mata uang Asia lainnya.

Nilai tukar rupiah dibuka melemah 22 poin ke level Rp 14.711 per dolar AS di pasar spot pagi ini. Rupiah melemah dipengaruhi sentimen risk off di pasar aset berisiko yang juga terlihat dari pelemahan di aset saham Asia pagi ini.

Mengutip Bloomberg, rupiah makin melemah ke Rp 14.720, sementara IHSG turun 0,61% ke 6.751 hingga pukul 10.10 WIB.

Mayoritas mata uang Asia lainnya juga melemah terhadap dolar AS. Won Korea Selatan melemah 0,69% disusul dolar Taiwan 0,35% , yen Jepang 0,26% , ringgit Malaysia 0,17%, yuan Cina 0,14%, dan rupee India 0,02%. Sebaliknya, dolar Singapura menguat 0,22% bersama baht Thailand 0,13% , peso Filipina 0,09% dan dolar Hong Kong 0,01%.

Analis pasar uang Ariston Tjendra memperkirakan rupiah akan melemah ke level Rp 14.730 hari ini, dengan potensi support di kisaran Rp 14.650 per dolar AS. Pelemahan rupiah menyusul indeks saham Asia yang terpantau memerah pagi ini.

"Sentimen di pasar saham Asia terlihat negatif pagi ini, mengekor pergerakan saham di bursa AS. Ini artinya pasar sedang menghindari aset berisiko," kata Ariston, Kamis (19/5).

Sejumlah indeks saham Asia terpantu melemah pagi ini. Indeks Nikkei 225 Jepang anjlok 2,68% diikuti Shangai SE Composite Cina 0,78% Hang Seng Hong Kong 2,86% , Kospi Korea Selatan 1,56% , Nifty 50 India 0,12% dan Strait Times Index STI Singaoura 0,91%.

Pelemahan rupiah juga masih dipengaruhi adanya eksepktasi pasar terhadap pengetatan moneter The Fed yang lebih agresif. Kekhawatiran pasar masih belum reda terutama setelah Gubernur The Fed Jerome Powell kembali mempertegas bahwa normalisasi tak akan berhenti sampai inflasi terkendali.

The Fed sudah menaikkan dua kali bunga acyannya, masing-masing 25 bps pada pertemuan Maret dan 50 bps pada awal bulan ini. The Fed berencana masih akan menaikkan bunga 50 bps pada dua pertemuan mendatang.

Ariston mengatakan, efek surplus neraca dagang April yang cetak rekor diharapkan masih dpaat mengkompensasi sentimen negatif tersebut dan menahan pelemahan rupiah. Badan Pusat Statistik (BPS) mencatat surplus dagang April mencapai US$ 7,56 miliar ditopang masih berlanjutnya pertumbuhan ekspor sementara impor lesu.

Senada dengan Ariston, analis DCFX Lukman Leong mengatakan sentimen risk off di bursa telah mendorong penguatan dolar AS. Sementara sentimen dari dalam negeri cenderung positif ditopang rekor surplus neraca dagang dan pelonggaran aturan pandemi berupa pembebasan syarat penggunaan masker di luar ruangan.

"Namun sentimen dari internal ini masih belum cukup untuk menahan perlemahan rupiah yang akan bergerak di range Rp 14.650-Rp 14.825, " kata Lukman kepada Katadata.co.id.

Reporter: Abdul Azis Said
Editor: Agustiyanti

Cek juga data ini

Berita Katadata.co.id di WhatsApp Anda

Dapatkan akses cepat ke berita terkini dan data berharga dari WhatsApp Channel Katadata.co.id

Ikuti kami

Artikel Terkait

Video Pilihan
Loading...