Sri Mulyani Waspadai Perang Dagang dan Konflik Geopolitik Bisa Hambat Ekonomi RI

Rahayu Subekti
11 Desember 2024, 11:18
Sri Mulyani
ANTARA FOTO/Aprillio Akbar
Menteri Keuangan Sri Mulyani tiba di kediaman Presiden Terpilih Prabowo Subianto, Kertanegara, Jakarta Selatan, Senin (14/10/2024). Presiden Terpilih Prabowo Subianto memanggil sejumlah tokoh yang diyakini bakal menjadi calon menteri/kepala lembaga negara untuk pemerintahan baru ke depan.
Button AI SummarizeBuat ringkasan dengan AI

Menteri Keuangan Sri Mulyani Indrawati memproyeksikan pertumbuhan ekonomi Indonesia setelah pandemi Covid-19 bisa bergerak pada level 5%. Proyeksi ini dipengaruhi oleh ketidakpastian ekonomi global. 

“Perekonomian Indonesia dalam periode 2022 hingga 2024 diperkirakan tumbuh di kisaran 5%,” kata Sri Mulyani di Istana Merdeka, Jakarta, Selasa (10/12). 

Sri Mulyani mewaspadai perlambatan ekonomi nasional akibat perlambatan ekonomi global, perang dagang global, proteksionisme serta konflik geopolitik yang menyebabkan volatilitas harga komoditas.

Dengan kondisi itu, pemerintah akan tetap menjaga momentum pertumbuhan ekonomi. “Ini dilakukan dengan menjaga stabilitas harga dengan menjaga inflasi yang terus rendah,” ujar Sri Mulyani. 

Perempuan yang kerap disapa Ani ini mengatakan, inflasi pada November 2024 mencapai 1,55% secara tahunan dan termasuk terendah di dunia. 

“Konsumsi tetap terjaga, kinerja investasi terus diperbaiki dan ekspor menunjukkan tren yang meningkat,” kata Sri Mulyani. 

Indonesia juga mencatat surplus neraca perdagangan selama 54 bulan beruntun. Hal ini menunjukkan adanya daya tahan dan adanya potensi ekonomi di sektor yang mampu menghasilkan barang komoditas ekspor seperti manufaktur, perdagangan, dan konstruksi. 

Bagaimana Pertumbuhan Ekonomi RI pada 2025? 

Pemerintah mematok pertumbuhan ekonomi mencapai level 5,2% pada 2025. Dengan capaian perekonomian yang relatif baik dan stabil hingga 2024, Sri Mulyani yakin hal ini akan menjadi pijakan untuk target pemerintah. 

“Capaian ekonomi saat ini bisa menjadi akselerasi target pembangunan dan pertumbuhan ekonomi yang lebih baik dan lebih tinggi pada 2025 dan lima tahun ke depan,” kata Sri Mulyani. 

Sri Mulyani menekankan bahwa Anggaran Pendapatan dan Belanja Negara (APBN) 2025 disusun untuk bisa menciptakan dan menjaga stabilitas serta inklusivitas. APBN juga disusun untuk terus mengakselerasi nilai tambah melalui hilirisasi. 

“Asumsi makro di dalam 2025 adalah pertumbuhan 5,2%, inflasi 2,5%, tingkat bunga surat berharga negara 10 tahun adalah 7%, nilai tukar rupiah Rp 16.000 per dolar AS,” ujarnya. 

APBN 2025 juga dirancang dengan target pendapatan negara bisa mencapai Rp 3.005,1 triliun. Dari situ, pendapatan dari perpajakan akan menyumbang Rp 2.490,9 triliun, pendapatan negara bukan pajak (PNBP) Rp 513,6 triliun, dan hibah Rp 0,6 triliun. 

Perlambatan Konsumsi Jadi Penghambat Pemulihan Ekonomi

Direktur Eksekutif Center of Reform on Economics (CORE) Indonesia Mohammad Faisal  memproyeksikan konsumsi rumah tangga pada 2024 hanya akan tumbuh 4,9%-5%. Hal ini disebabkan perlambatan konsumsi rumah tangga yang akan berlanjut pada 2025. 

Padahal, konsumsi rumah tangga sangat penting untuk mempercepat pemulihan ekonomi. “Karena konsumsi rumah tangga ini berkontribusi 56% terhadap produk domestik bruto (PDB) kita,” kata Faisal dalam acara CORE Economic Outlook 2025 di Jakarta, Sabtu (23/11).

Menurut Faisal, konsumsi rumah tangga masih akan sulit pulih karena dipengaruhi penurunan jumlah kelas menengah. Tercatat jumlah penduduk kelas menengah menurun hingga 9 juta jiwa selama periode 2018-2023.

"Persoalan kelas menengah masih akan berlangsung pada 2025. penurunan kelas menengah terjadi saat dan setelah pandemi atau selama 2018 hingga 2023 dengan penurunan jumlahnya minus 8%," ujarnya. 

Reporter: Rahayu Subekti

Cek juga data ini

Berita Katadata.co.id di WhatsApp Anda

Dapatkan akses cepat ke berita terkini dan data berharga dari WhatsApp Channel Katadata.co.id

Ikuti kami

Artikel Terkait

Video Pilihan
Loading...