Rupiah Berpotensi Menguat Terbatas, Investor Tunggu Data Inflasi AS

Rahayu Subekti
10 Desember 2024, 09:26
Petugas menghitung uang pecahan dolar AS dan rupiah di gerai penukaran mata uang asing di Jakarta, Rabu (6/11/2024). Nilai tukar rupiah terhadap dolar AS pada perdagangan Rabu ditutup melemah 84 poin atau 0,53 persen menjadi Rp15.833 per dolar AS dari seb
ANTARA FOTO/Rivan Awal Lingga/foc.
Petugas menghitung uang pecahan dolar AS dan rupiah di gerai penukaran mata uang asing di Jakarta, Rabu (6/11/2024). Nilai tukar rupiah terhadap dolar AS pada perdagangan Rabu ditutup melemah 84 poin atau 0,53 persen menjadi Rp15.833 per dolar AS dari sebelumnya sebesar Rp15.749 per dolar AS.
Button AI SummarizeBuat ringkasan dengan AI

Sejumlah ekonom memproyeksikan rupiah bisa menguat terhadap dolar AS hari ini, Selasa (10/12). Kemarin, rupiah ditutup melemah 21 poin pada level Rp Rp 15.866 per dolar AS.

“Rupiah diperkirakan akan berkonsolidasi dengan kecenderungan menguat terbatas. Kisarannya Rp 15.800 per dolar AS sampai Rp 15.900 per dolar AS,” kata Analis Doo Financial Futures, Lukman Leong kepada Katadata.co.id, Selasa (10/12). 

Dia mengatakan penguatan rupiah hari ini akan dipengaruhi oleh harapan stimulus yang lebih besar dari Cina. Namun,  investor masih wait and see oleh antisipasi menjelang data inflasi AS besok. 

Berdasarkan data Bloomberg pagi ini pukul 09.05 WIB, rupiah dibuka menguat pada level Rp 15.861 per dolar AS. Level ini menurun 5,50 poin atau 0,03% dibandingkan penutupan sebelumnya. 

Senada dengan Lukman, Senior Economist KB Valbury Sekuritas, Fikri C Permana, juga memproyeksikan penguatan rupiah hari ini. “Kemungkinan rupiah terapresiasi tipis ke level Rp 15.790 per dolar AS hingga Rp 15.990 per dolar AS,” kata Fikri. 

Dia mengungkapkan, akan ada sejumlah faktor yang akan mempengaruhi rupiah hari ini. Beberapa diantaranya yaitu risiko geopolitik dari tergulingnya Presiden Suriah yang diharapkan tidak terlalu berdampak ke harga minyak global. 

Selain itu, Fikri juga memprediksi lelang surat utang negara atau SUN bisa lebih baik pada hari ini. “Ini dengan target indikatif Rp 22 triliun hingga Rp 33 triliun,” ujar Fikri. 

Sementara itu, pengamat pasar uang, Ariston Tjendra, mengatakan indeks dolar AS terlihat bergerak lebih tinggi dibandingkan kemarin yaitu 106.22 versus 106.00. Ariston mengatakan, penguatan dolar AS  masih didukung oleh sentimen ketegangan geopolitik yang meninggi di Timur Tengah, khususnya AS dan Rusia.

Selain itu, Ariston mengatakan, perekonomian AS yang masih bagus juga mendorong penguatan dolar. Ekonomi AS yang masih bagus ini bisa menaikan inflasi yang akan memicu Bank Sentral AS memangkas suku bunga acuannya.

“Potensi pelemahan rupiah hari ini ke arah Rp 15.950 per dolar AS dengan potensi support di sekitar Rp 15.830 per dolar AS,” kata Ariston. 

 

Reporter: Rahayu Subekti

Cek juga data ini

Berita Katadata.co.id di WhatsApp Anda

Dapatkan akses cepat ke berita terkini dan data berharga dari WhatsApp Channel Katadata.co.id

Ikuti kami

Artikel Terkait

Video Pilihan
Loading...