Setelah Thailand & Malaysia, Belanja di Filipina Tak Perlu Tukar Uang
Bank Indonesia (BI) berencana menyambungkan sistem pembayaran digital menggunakan kode QR antara Indonesia dengan Filipina. Dengan demikian, masyarakat Indonesia yang berlibur ke Manila atau kota lain di Filipina nantinya tidak perlu repot menukar uang di money changer karena pembayaran bisa langsung memindai QRIS.
"Tahun depan kita sambungkan dengan Singapura, dan inshallah tahun kemudian dengan Filipina," kata Gubernur BI Perry Warjiyo dalam acara pembukaan Festival Ekonomi Syariah Jawa, Kamis (8/9).
Interkoneksi sistem pembayaran dengan kode QR tersebut akan dilengkapi fitur local currency settlement (LCS), seperti kerja sama yang sudah dilakukan dengan negara lain. Melalui fitur ini, transaksi pembayaran tidak perlu lagi konversi ke dolar AS, tetapi bisa langsung dengan mata uang lokal rupiah ke dolar Singapura maupun rupiah langsung ke peso Filipina.
Kerja sama pembayaran dengan QR code ini sudah dilakukan dengan dua negara yakni, peluncuran resmi dengan Thailand mulai bulan lalu dan uji coba dengan Malaysia yang masih berjalan sejak awal tahun ini. Perry menyebut, implementasi lebih luas dengan Malaysia akan segera diluncurkan.
Dengan kerja sama pembayaran lintas negara tersebut, turis asal Indonesia yang berlibur ke Bangkok maupun Kuala Lumpur tidak perlu lagi menukar uang cash baht ataupun ringgit. Mereka bisa berbelanja langsung dengan memindai kode QR yang disediakan merchant di negara tersebut. Sebaliknya, turis asal Thailand dan Malaysia bisa berbelanja di Indonesia hanya dengan memindai QRIS.
“Bayangkan turis dari Malaysia ke Walisongo (obyek wisata di Surabaya), langsung pakai QRIS atau BI-Fast, ringgit rupiah nyambung, hanya dalam hitungan detik,” kata Perry.
BI bersama bank sentral Singapura (MAS) juga telah menyatakan komitmen kerjasama pembayaran lintas negara menggunakan sistem pembayaran kode QR pada akhir bulan lalu. Kerja sama ini ditargetkan meluncur pada paruh kedua tahun depan.
"Kerjasama ini diharapkan dapat memfasilitasi pengguna dalam melakukan pembayaran ritel secara instan, aman, dan efisien dengan memindai kode QRIS atau kode QR NETS yang ditampilkan oleh merchants," kata Direktur Eksekutif Kepala Departemen Komunikasi BI Erwin Haryono dalam keterangan tertulisnya, Senin (30/8).
Interkoneksi sistem pembayar tersebut bertujuan untuk pemberdayaan individu dan bisnis, khususnya usaha mikro, kecil dan menengah (UMKM). Kemudahan ini juga diharap bisa mendorong pertumbuhan sektor pariwisata baik Singapura maupun Indonesia.
Di luar itu, BI juga mendorong konektivitas sistem pembayaran antara lima negara Asia Tenggar, empat lainnya yakni Singapura, Thailand, Malaysia dan Filipina. Lima negara ini diharap bisa menghubungkan sistem pembayaran digitalnya baik melalui QR code maupun dengan fast payment seperti BI-Fast. Kerja sama ini juga bakal dilengkapi fitur local currency settlement (LCS) atau penyelesaian dengan mata uang lokal.