Benarkah Konversi Elpiji 3 Kg ke Kompor Listrik Menghemat Uang Negara?

Abdul Azis Said
16 September 2022, 17:49
Karyawan membongkar muat tabung gas Elpiji 3 kg di sebuah agen di Mampang Prapatan, Jakarta, Kamis (30/6/2022). PT Pertamina Patra Niaga memastikan belum akan menerapkan pembatasan pembelian Elpiji 3 kg melalui aplikasi MyPertamina dalam waktu dekat lanta
ANTARA FOTO/Subur Atmamihardja/wsj/foc.
Ilustrasi. Alokasi subsidi untuk LPG 3 kg mencapai Rp 134,8 triliun atau seperempat dari total subsidi dan kompensasi energi tahun ini.

Pemerintah akan memulai program konversi kompor gas ke kompor industri listrik guna menarik bertahap peredaran elpiji 3 kg. Sejumlah ekonom melihat langkah ini mampu menghemat keuangan negara lantaran elpiji 3 kg menghabiskan subsidi mencapai ratusan triliun. 

Direktur Utama PLN Darmawan Prasodjo menjelaskan, pihaknya telah menyiapkan program konversi tahun depan dengan menyasar 5 juta keluarga penerimaan manfaat. Dia memproyeksikan program ini dapat menghemat Rp 5,5 triliun per tahun. Apabila jumlah keluarga penerima manfaat mencapai 15,3 juta, maka proyeksi penghematan APBN bisa mencapai Rp 16,8 triliun per tahun. 

Advertisement

"Saving ini dari mana? Ini dari fakta bahwa per kilogram elpiji biaya keekonomiannya adalah sekitar Rp 20 ribu, sedangkan biaya keekonomian (kompor induksi) sekitar Rp 11.300 per kilogram listrik ekuivalen," kata Darmawan, beberapa waktu lalu.

Pembagian kompor listrik induksi akan dilakukan bertahap. Masyarakat akan mendapat satu unit kompor listrik industri dengan dua tungku masak yang masing-masing berdaya 1.000 watt.

Ekonom LPEM FEB Universitas Indonesia Teuku Riefky mengatakan, konversi ke kompor listrik tentu akan memberi ruang penghematan APBN dari sisi subsidi. Namun, ia belum bisa dapat menghitung penghematan uang negara dari kebijakan ini. 

Alokasi subsidi untuk LPG 3 kg mencapai Rp 134,8 triliun atau seperempat dari total subsidi dan kompensasi energi tahun ini. Anggaranya bahkan lebih besar dibandingkan alokasi untuk subsidi dan kompensasi listrik yang mencapai Rp 100 triliun. 

Riefky menyebut, bukan tidak mungkin pemerintah justru menanggung beban tambahan selama proses transisi karena harus tetap memberi subsidi di samping membiayai pengadaan kompor listrik.

Halaman:
Reporter: Abdul Azis Said
Editor: Agustiyanti
Berita Katadata.co.id di WhatsApp Anda

Dapatkan akses cepat ke berita terkini dan data berharga dari WhatsApp Channel Katadata.co.id

Ikuti kami

Artikel Terkait

Video Pilihan
Loading...
Advertisement