Rupiah Anjlok ke 15.722/US$ Terimbas Demonstrasi Covid-19 di Cina
Nilai tukar rupiah dibuka melemah 20 poin ke level Rp 15.693 per dolar AS di pasar spot pagi ini. Pelemahan rupiah dipengaruhi oleh meluasnya demonstrasi terkait lockdown Covid-19 di Cina dan data ekonomi AS yang mendorong rebound pada dolar AS.
Mengutip Bloomberg, rupih melanjutkan pelemahan ke arah Rp 15.723 pada pukul 09.45 WIB, semakin jauh dari posisi penutupan akhir pekan lalu di Rp 15.673 per dolar AS.
Mayoritas mata uang Asia lainnya juga melemah terhadap dolar AS pagi ini. Koreksi paling dalam dialami won Korea Selatan 1,21%, disusul yuan Cina 0,73%, baht Thailand 0,68%, dolar Taiwan 0,47%, peso Filipina 0,23%, dolar Singapura 0,09%, rupee India 0,07% dan dolar Hong Kong 0,02%. Sebaliknya, yen Jepang berhasil menguat 0,33% bersama ringgit Malaysia 0,25%
Analis PT Sinarmas Futures Ariston Tjendra memperkirakan rupiah akan melemah hari ini seiring demonstrasi di Cina yang meluas dan memberi sentimen negatif ke aset berisiko. Kurs rupiah diperkirakan melemah ke arah Rp 15.700, dengan potensi penguatan di kisaran Rp 15.650 per dolar AS.
"Cina sebagai negara dengan perekonomian terbesar kedua dunia bisa memberikan dampak negatif bagi perekonomian global bila perekonomiannya terganggu karena demonstrasi berkepanjangan," kata Ariston dalam risetnya, Senin (28/11).
Gelombang protes terjadi di beberapa kota utama di Cina. Masyarakat memprotes pemerintah yang melanjutkan kebijakan pengamanan wilayah alias lockdown seiring kenaikan kasus positif Covid-19 yang mencapai puluhan ribu.
Indeks saham Asia terpantau memerah pagi ini. Nikkei 225 jepang terkoreksi 0,74%, Shanghai SE Composite Cina anjlok 2,16%, Hang Seng Hong Kong amblas 4,01%, Kospi Korea Selatan 1,1%, Taiex Taiwan 1% dan Straits Times STI Singapura 0,66%.
"Sentimen negatif ini mendorong penguatan dolar AS sebagai aset aman," kata Ariston.
Selain itu, sentimen kenaikan suku bunga The Fed juga masih bertahan. Pasar menantikan petunjuk selanjutnya dari pidato Gubernur bank sentral AS, The Fed Jerome Powell di Brookings Institution pada Rabu (30/11). Powell akan menyampaikan pidato terkait outlook ekonomi, inflasi dan pasar tenaga kerja. Selain itu, pasar juga menantikan rilis data pertumbuhan ekonomi AS kuartal ketiga yang juga dirilis 30 November mendatang.
Analis DCFX Lukman Leong juga memperkirakan rupiah akan kembali melemah hari ini dan bergerak di rentang Rp 15.650-Rp 15.750 per dolar AS. Pelemahan rupia seiring penguatan dolar AS setelah masyarakat belanja jumbo sepanjang perayaan Black Friday. Mengutip CNBC Internasional, masyarakat berbelanja online hingga US$ 9,12 miliar selama perayaan Black Friday, baik 2,3% dibandingkan tahun lalu.
"Ini menunjukkan kekuatan pengeluaran konsumen yang menyumbang sekitar 70% dari ekonomi Amerika Serikat. Data ekonomi yang bagus ini akan memicu kekhawatiran apabila The Fed akan terus agresif," kata Lukman dalam risetnya.
Selain itu, rebound dolar AS hari ini juga karena adanya risk aversion atau upaya menghindari risiko. Pasar beralih ke aset aman, dolar AS, di tengah ketidakpastian lockdown Covid-19 di Cina.