10 Kota dengan Kenaikan Harga Paling Tinggi Sepanjang 2022

Badan Pusat Statistik (BPS) mencatat inflasi pada akhir tahun 2022 mencapai rekor tertingginya dalam delapan tahun terakhir, mencapai 5,51%. Sebanyak 63 dari total 90 kota yang disurvei mencatatkan inflasi di atas rata-rata nasional. Adapun Jakarta termasuk dalam daftar 10 kota inflasi paling rendah.

 "Penyumbang inflasi tertinggi dari bensin , bahan bakar rumah tangga, tarif angkutan udara, beras, rokok kretek filter, telur ayam ras, dan kontrak rumah," kata Kepala BPS Margo Yuwono dalam konferensi pers di Jakarta, Senin (2/1).

Berdasarkan kelompok barang, inflasi tertinggi pada tahun lalu terjadi pada transportasi sebesar 15,26% disusul perawatan pribadi dan jasa lainnya 5,91%, makanan, minuman dan tembakau 5,83%, perlengkapan, peralatan dan pemeliharaan rutin rumah tangga 4,86% serta penyediaan mamin atau restoran 4,49%. Sebaliknya, satu kelompok barang mencatat deflasi yakni informasi komunikasi dan jasa keuangan yang turun 0,36%.

Secara spasial, semua kota yang disurvei BPS mengalami inflasi. Sebanyak 85 kota di antaranya mencatat inflasi di atas target bank sentral  sebesar 4%. Berikut daftar 10 kabupaten/kota dengan inflasi tertinggi pada akhir 2022:

1. Kotabaru 8,65%
2. Baubau 8,35%
3. Tanjung Selor 7,98%
4. Bukittinggi 7,76%
5. Bandung 7,45%
6. Jember 7,39%
7. Padang 7,38%
8. Serang 7,22%
9. Kendari 7,11%
10. Kupang 7,07%

BPS mencatat, inflasi secara tahunan pada akhir tahun tersebut relatif lebih rendah dibandingkan periode September saat harga BBM dinaikkan. Lebih dari 10 kabupaten/kota saat itu mencatat inflasi di atas 8% secara tahunan, serta hanya ada satu kota yang inflasinya di bawah 4%.

Pada periode akhir tahun 2022, semakin banyak daerah yang inflasinya kenbali ke bawah 4%. Berikut daftar 10 kabupaten/kota dengan inflasi terendah, 

1. Sorong 3,26%
2. Ternate 3,37%
3. Waingapu 3,54%
4. Tarakan 3,93%
5. Manado 4%
6. Mulukumba 4,12
7. Tanjung Pandan 4,17%
8. Jakarta 4,21%
9. Tual 4,52%
10. Tangerang 4,56%

Meski melonjak tinggi tahun ini, inflasi diperkirakan semakin melandai pada tahun depan. Ekonkm Bank Danamon Irman Faiz memperkirakan inflasi akan mencapai puncaknya pada akhir kuartal pertama tahun depan. Namun inflasi akan melambat menjadi 4,5% pada akhir tahun 2023. 

Ekonom dari Kantor Kepala Ekonom (OCE) Bank Mandiri Faisal Rachman memperkirakan inflasi diperkirakan turun ke bawah 4% pada paruh kedua tahun depan. Meski demikian, inflasi relatif masih akan tinggi sepanjang semester pertama tahun depan, antara 4%-6% karena efek low-base effect dimana inflasi masih relatif rendah pada paruh pertama tahun lalu. Di samping itu, efek putaran kedua dari kenaikan harga BBM juga kemungkinan mereda pada paruh kedua. Inflasi pada akhir tahun depan diperkirakan turun ke 3,6%.