Bank Dunia Pangkas Prospek Ekonomi Global 2023, Resesi di Depan Mata

Agustiyanti
11 Januari 2023, 13:11
pertumbuhan ekonomi, ekonomi global, bank dunia.
ANTARA FOTO/Hafidz Mubarak A/wsj.
Ilustrasi. Bank Dunia memperkirakan pertumbuhan ekonomi global tahun ini sebesar 1,7%.

Bank Dunia kembali memangkas prospek pertumbuhan ekonomi global tahun ini dari perkiraan awal pada September tahun lalu sebesar 2,9% menjadi 1,7%. Lembaga ini memperkirakan risiko resesi semakin nyata pada tahun ini. 

Presiden Bank Dunia David Malpass mengatakan, kemerosotan ekonomi terjadi secara luas, hampir di seluruh kawasan di dunia. Menurut dia, pertumbuhan pendapatan per kapita warga bumi lebih lambay dibandingkan satu dekade sebelum pandemi Covid-19. 

"Tingkat pendapatan rata-rata terkikis secara signifikan oleh inflasi, depresiasi mata uang, dan kurangnya investasi pada SDM dan sektor swasta, " ujar Malpass dalam laporan Outlook Bank Dunia edisi Januari 2023 yang dirilis Selasa (10/1) waktu Washington.

Malpass menekankan, prospek ekonomi global yang melambat terutama akan berdampak pada kelompok negara termiskin. Pengentasan kemiskinan telah terhenti di negara-negara tersebut. Total utang negara berkembang dan emerging juga mencapai level tertinggi dalam lima dekade. 

Bank Dunia memperkirakan ekonomi negara-negara maju hanya tumbuh 0,5%, jauh melambat dibandingkan tahun lalu 2,5%. Ekonomi Amerika Serikat diperkirakan tumbuh 0,5%, Eropa stagnan atau tumbuh 0%, sedangkan Jepang tumbuh 1%. 

Sementara ekonomi negara berkembang diperkirakan tumbuh 3,4%, sama seperti tahun lalu. Ekonomi Cina diramal tumbuh 4,3%, India 6.6%, Indonesia 4,8%, Brasil 0,8%, sedangkan Rusia terkontraksi 3,3%. 

Bank Dunia memperkirakan rata-rata pertumbuhan pendapatan per kapita negara-negara berkembang mencapai 2,8% selama dua tahun ke depan. Perkiraan ini lebih rendah 1% dibandingkan rata-rata pada 2010-2019. 

Bank Dunia memperingatkan risiko resesi global membayangi perekonomian pada tahun ini akibat pandemi dan krisis keuangan global.  Risiko ini seiring pengetatan kebijakan moneter yang dilakukan banyak bank sentral untuk menahan lonjakan inflasi. 

"Guncangan negatif, seperti inflasi yang lebih tinggi, kebijakan yang lebih ketat, tekanan finansial, pelemahan yang lebih dalam di ekonomi utama, atau meningkatnya ketegangan geopolitil.dapat mendorong ekonomi global ke dalam resesi," demikian tertulis dalam laporan Bank Dunia. 

Menurut Bank Dunia, diperlukan upaya global yang mendesak untuk memitigasi risiko resesi global dan kesulitan utang di negara-negara emerging market. Upaya tambahan juga diperlukan untuk mendukung pertumbuhan investasi di negara-negara emerging market. 

Cek juga data ini

Berita Katadata.co.id di WhatsApp Anda

Dapatkan akses cepat ke berita terkini dan data berharga dari WhatsApp Channel Katadata.co.id

Ikuti kami

Artikel Terkait

Video Pilihan
Loading...