• Ekonomi Indonesia pada kuartal keempat diperkirakan akan semakin membaik.
  • Status Jakarta yang masuk ke PPKM level 2 akan mendorong mobilitas dan konsumsi masyarakat. 
  • Pertumbuhan ekonomi tahun ini akan berada di kisaran 3,5% hingga 4%.

Jakarta pada pekan ini turun status dan masuk ke pemberlakuan pembatasan kegiatan masyarakat (PPKM) level 2. Sejumlah aturan terkait kapasitas kian dilonggarkan. Pasar tradisional, supermarket, hingga mal kini boleh menampung pengunjung hingga 75% total kapasitas sebelumnya 50%. Transportasi publik bahkan boleh menampung penumpang hingga 100%.

Tak hanya itu, pelonggaran kapasitas juga berlaku untuk perkantoran, tempot ibadah, bioskop, gym, hingga tempat resepsi. Tempat bermain anak di pusat perbelanjaan kembali dibuka, demikian pula dengan kegiatan pada area publik. Anak-anak berusia di bawah dua belas tahun kembali boleh naik kereta api dan pesawat dengan sejumlah persyaratan. 

Kepala Ekonom BCA David Sumual mengatakan, pelonggaran yang dilakukan pemerintah akan mendorong mobilitas sehingga konsumsi masyarakat akan semakin membaik. Hal ini akan berdampak pada pertumbuhan ekonomi tahun ini.

“Konsumsi masyarakat selama PPKM sebenarnya tidak terdistrupsi sebesar saat PSBB karena belanda online trennya naik terus meski offline drop. Jadi, kejatuhan pada tahun ini tidak sedalam seperti tahun lalu,” ujar David kepada Katadata.co.id, Jumat (22/10). 

Ia memprediksi ekonomi pada kuartal ketiga tahun ini tak seburuk dugaan awal. David pun merevisi proyeksi pertumbuhan ekonomi Juli-September dari 3,5% menjadi 4% secara tahunan atau year on year.  “Konsumsi ternyata masih cukup bagus dan kita tertolong dengan ekspor yang sangat bagus pada Juli-September,” kata David. 

Data Badan Pusat Statistik mencatat ekspor sepanjang tahun ini hingga September 2021 mencapai US$ 164,29 miliar, melonjak 40,38% dibandingkan periode yang sama tahun lalu. Sedangkan impor melonjak 40,31% menjadi US$ 139,22 miliar sehingga tercapai surplus perdagangan US$ 25,07 miliar. 

Adapun khusus pada Juli-September, ekspor tercatat mencapai US$ 59,74 miliar atau naik 10,11% dibandingkan US$ 53,97 miliar pada April-Juni. Sedangkan impor naik 3,7% dari US$ 46,03 miliar menjadi US$ 48 miliar. 

 

David menilai kontribusi ekspor terhadap perekonomian pada tiga bulan terakhir tahun ini tak akan sekencang kinerja kuartal ketiga. Namun, perekonomian akan terbantu oleh konsumsi rumah tangga dan konsumsi pemerintah yang akan tumbuh lebih baik. 

“Ekonomi kuartal keempat akan tumbuh 3,5%-4% sehingga keseluruhan tahun dapat tumbuh sekitar 4%,” ujar David.

Prediksi tak jauh berbeda diberikan Ekonom Bank Permata Josua Pardede. Ia memperkirakan kontribusi ekspor terhadap PDB pada kuartal ketiga tahun ini akan lebih baik dibandingkan kuartal kedua. Ia memperkirakan ekonomi kuartal petiga akan tumbuh 3%. 

“Ekonomi pada kuartal keempat diperkirakan akan meningkat sejalan dengan pertumbuhan konsumsi rumah tangga dan investasi sehigga ekonomi keseluruhan tahun akan tumbuh 3% hingga 3,5%,” kata dia. 

Gubernur Bank Indonesia Perry Warjiyo juga  memperkirakan ekonomi akan semakin membaik memasuki pengujung tahun ini. Selain data ekspor impor, sejumlah indikator dini perekonomian lainnya juga mengkonfirmasi perbaikan ekonomi berpotensi berlanjut memasuki tiga bulan terakhir tahun ini. 

“Perbaikan ekonomi tercermin pada perkembangan indikator dini hingga Oktober 2021, seperti penjualan eceran, ekspektasi konsumen, PMI Manufaktur, transaksi pembayaran melalui SKNBI dan RTGS, serta ekspor,” ujar Perry dalam Konferensi Pers Rapat Dewan gubernur Bank Indonesia, Selasa (19/10). 

Halaman:
Berita Katadata.co.id di WhatsApp Anda

Dapatkan akses cepat ke berita terkini dan data berharga dari WhatsApp Channel Katadata.co.id

Ikuti kami
Advertisement