Di tengah rangkaian demontrasi para supir di Jakarta, Grab mendapatkan pendanaan terbaru sebesar US$ 200 juta (sekitar Rp 3 triliun) pada Senin (29/10). Dalam waktu yang berdekatan, Go-Jek dikabarkan mendapatkan komitmen senilai US $ 1,2 miliar (sekitar Rp 18,2 triliun) dari investor yang sudah ada seperti Google, Tencent, dan JD.

Grab mendapat dana segar yang berasal dari perusahaan travel asal Amerika Serikat Booking Holdings. Langkah ini semakin memperkuat langkah Grab sebagai perusahaan transportasi online yang bertransformasi menjadi aplikasi super (SuperApp).

Advertisement

Pendanaan ini sekaligus kerja sama strategis yang memungkinkan pengguna Grab membeli layanan perjalanan milik Booking Holdings langsung dari aplikasi Grab dengan pembayaran GrabPay.

Sebaliknya, pengguna Booking Holdings dapat memesan kendaraan Grab ketika berwisata ke Asia Tenggara. Booking Holdings merupakan perusahaan di balik layanan perjalanan terkenal, seperti Bookings.com, Agoda, KAYAK, dan Priceline.

(Baca juga: Grab Sediakan 7 Layanan untuk Gaet 20 Juta Turis Asing)

Grab menyatakan kerja sama ini akan memberikan kemudahan dan solusi perjalanan bagi para pelancong di Asia Tenggara dan dunia. Apalagi pasar perjalanan online di Asia Tenggara diperkirakan akan tumbuh tiga kali lipat pada 2025.

“Investasi Booking ke Grab adalah kepercayaan terhadap kemampuan kami yang berkelanjutan untuk mengeksekusi dan memperluas berbagai layanan online to offline,” kata Presiden Grab, Ming Maa dalam keterangan tertulis, Senin (29/10).

Pendanaan dari Booking Holding merupakan salah satu dari rangkaian dana segar yang mengalir ke perusahaan tersebut sejak akhir tahun lalu. Pada Januari 2018 lalu, Grab menutup putaran pendanaan senilai US$ 2,5 miliar dari SoftBank dan Didi Chuxing.  Sebelumnya, Grab juga mendapat suntikan dana besar dari Toyota Motor Corporation (Toyota) senilai US$1 miliar (sekitar Rp14 triliun) pada Agustus 2017.

Beragam investasi yang masuk membuat valuasi Grab mencapai US$ 6 miliar.  Pendanaan pun diperkirakan akan terus bertambah, Grab bakal mendapatkan pendanaan tambahan sekitar US$ 1 miliar hingga akhir tahun.  

(Baca: Persaingan Go-Jek dan Grab Melebar ke Bisnis Konten dan Investasi)

Grab bakal memprioritaskan dana yang diterima untuk melanjutkan investasi di Indonesia. Grab saat ini memiliki lebih dari 7,1 juta wirausaha mikro di platformnya, lebih dari separuhnya tinggal di Indonesia.

Meski  setelah mengakuisisi Uber,  Grab menjadi terdepan di Asia Tenggara, namun posisinya masih berada di bawah bayang-bayang Go-Jek untuk pasar Indonesia. Bahkan, apabila komitmen investasi baru Go-Jek terealisasi, valuasi bakal mencapai sekitar US$ 9 miliar, melampaui Grab. 

Pendanaan yang diterima kedua perusahaan ini bakal semakin memperketat persaingan. Kedua perusahaan ini pun sama-sama berambisi mengembangkan aplikasi super (SuperApp) yang dapat memenuhi segala kebutuhan penggunanya.

Persaingan Aplikasi Super

Pada Juli lalu, Grab meluncurkan GrabPlatform, sebagai langkah menjadi ‘everyday superapp’ pertama di Asia Tenggara. Lewat platform ini, Grab menyediakan beragam layanan dan informasi yang relevan dengan kebutuhan pengguna.

Grabplatform ini terbuka untuk mitra lain dalam menciptakan berbagai layanan. Untuk itu, Grab menyediakan serangkaian antarmuka pemrograman aplikasi (application programming interface/API).

Halaman:
Berita Katadata.co.id di WhatsApp Anda

Dapatkan akses cepat ke berita terkini dan data berharga dari WhatsApp Channel Katadata.co.id

Ikuti kami
Advertisement