Studi Awal: Booster Sinopharm Lemah Lawan Omicron, Moderna Lebih Ampuh
Berbagai pihak terus mengkaji efektivitas vaksin terhadap Covid-19 varian Omicron. Sejumlah peneliti di Cina mengatakan, suntikan Covid-19 dosis ketiga (booster) Sinopharm memiliki kemampuan lebih rendah dalam menetralisir varian tersebut.
Sebaliknya, Moderna mengklaim vaksin mereka mampu melindungi tubuh dari varian Omicron. Perusahaan Amerika Serikat tersebut membuat studi dengan beberapa dosis booster.
Mengutip dari Reuters, Senin (21/12), hal itu berdasarkan studi yang dilakukan peneliti asal Shanghai Jiao Tong University dan laboratorium berbasis di Shanghai yang mengkhususkan diri pada penyakit menular pernapasan. Mereka membandingkan aktivitas vaksin booster Sinopharm terhadap jenis Covid-19 yang lebih tua dari Wuhan.
Berdasarkan makalah yang diterbitkan pada Sabtu (18/12), aktivitas antibodi penetral dari vaksin booster Sinopharm BBIBP-CorV menunjukkan penurunan 20,1 kali lipat terhadap Omicron dibandingkan varian awal yang berasal dari Wuhan.
Studi ini menganalisis sampel dari 292 petugas kesehatan yang menerima dosis ketiga sekitar delapan hingga sembilan bulan setelah dosis kedua mereka. Setelah empat minggu mendapat suntikan tambahan, sampel serum dari 78,1% peserta menunjukan aktivitas netralisasi terhadap Omicron.
Sebelumnya, pengujian terhadap varian Wuhan menunjukkan sekitar delapan hingga sembilan bulan setelah suntikan BBIBP-CorV kedua, aktivitas penetralisir hampir tidak dapat dideteksi. Sementara booster meningkatkan respons secara signifikan. Meski demikian, pihak Sinopharm belum memberikan komentar atas studi tersebut.
Sedangkan Kepala Petugas Medis Moderna Paul Burton mengatakan, vaksinnya sangat aman dan efektif menghadapi Omicron. Perusahaan tersebut mengatakan, dua dosis vaksin Moderna menghasilkan antibodi penetral dengan angka rendah terhadap varian tersebut.
Dosis booster dosis 50 mikrogram mampu meningkatkan antibodi penetral Omicron 37 kali lipat. Sementara, booster dengan dosis normal sebanyak 100 mikrogram mendorong antibodi penawar hingga lebih dari 80 kali lipat.
Meski demikian, dosis ini memiliki kecenderungan reaksi merugikan meski masih dalam batas aman dan dapat ditoleransi tubuh manusia. "Saya pikir itu akan melindungi orang-orang pada masa liburan yang akan datang dan selama musim dingin, saat terjadi tekanan paling parah akibat Omicron," ujar Burton.
Sebagaimana diketahui, vaksin Moderna telah dikaitkan dengan masalah jantung langka, terutama pada pria muda. Beberapa penelitian menunjukkan vaksin ini cenderung menyebabkan peradangan jantung pada tingkat yang lebih tinggi dibandingkan vaksin Pfizer.