Blusukan ke Smelter, Jokowi Buka Kans Setop Ekspor Timah Tahun Ini
Presiden Joko Widodo mengatakan kebijakan larangan ekspor timah dapat diterbitkan pada tahun ini. Hal tersebut disampaikan setelah melihat smelter baru milik PT Timah Tbk di Bangka Belitung.
Kepala Negara mengatakan baru akan menghitung waktu yang tepat terkait penghentian ekspor timah dalam bentuk bahan baku. Salah satu indikator yang akan diperhatikan adalah kesiapan smelter timah di dalam negeri.
"Kapan stop ekspor timah baru kita hitung. Kalau hitungannya sudah matang, akan saya umumkan. Stop misalnya tahun depan atau tahun ini bisa terjadi," kata Presiden Jokowi di saat mengunjungi pabrik PT Timah Tbk di Bangka Barat, Kamis (20/10) seperti disiarkan dalam Youtube Sekretariat Presiden.
Presiden Widodo menjamin tidak ada pihak yang dirugikan dari penghentian ekspor timah tersebut. Menurutnya, hilirisasi timah menjadi penting lantaran akan menghasilkan nilai tambah yang besar.
Selain itu, Jokowi menilai hilirisasi industri timah akan membuka lapangan kerja yang besar. Menurunya, pembangunan smelter baru oleh PT Timah mencerminkan keseriusan pemerintah terkait hilirisasi timah.
Smelter yang dimaksud adalah Top Submerged Lance atau TSL Ausmelt Furnace. Adapun, konstruksi fasilitas produksi tersebut dilakukan oleh PT Wijaya Karya Tbk dan Outotec Pty Ltd sejak 2019.
Dari laman Total Materia, Ausmelt merupakan perusahaan utama yang dapat memasok TSL Ausmelt Furnace di dunia. TSL Ausmelt Furnace umumnya digunakan oleh produsen tembaga, timah, timah, nikel, logam golongan platinum, seng, dan logam besi.
Korea Zinc Co Ltd tercatat menjadi perusahaan pelanggan Ausmelt. Total Materia mendata Korea Zinc telah memiliki lima unit TSL Ausmelt Furnace dengan total kapasitas produksi 510.000 ton per tahun.
Sementara itu, TSL Ausmelt Furnace dengan kapasitas terbesar mencapai 200.000 ton di Zhong Tiao Shan yang dimiliki oleh China North Industrial Equipment Co Ltd. TSL Ausmelt Furnace yang saat ini dibangun untuk PT Timah memiliki kapasitas produksi sekitar 40.000 ton per tahun.
Sebelumnya, Sekretaris Perusahaan PT Timah Abdullah Umar mengatakan TSL Ausmelt Furnace dapat mengolah bijih timah dengan kadar 40%. Adapun, Umar menilai TSL Ausmelt Furnace akan memiliki efisiensi yang lebih tinggi dari smelter eksisting lantaran memiliki proses peleburan yang lebih cepat.
Abdulah menghitung pengoperasian TSL Ausmelt Furnace dapat meningkatkan efisiensi produksi sebanyak 25% - 34%. Hingga 14 September 2022, progres konstruksi TSL Ausmelt Furnace milik PT Timah sudah mencapai 97,33% dan dijadwalkan rampung pada November 2022.
Sebagai informasi, pemerintah menargetkan produksi timah sebesar 70.000 ton. Adapun hingga Mei 2022, produksi timah menyentuh angka 9.654,73 ton, dengan penjualan mencapai 9.629,68 ton.
Kementerian Energi dan Sumber Daya Mineral mencatat Indonesia merupakan produsen timah nomor dua di dunia setelah Cina. Adapun cadangan timah yang dimiliki RI mencapai 800 ribu ton atau 17% dari total cadangan timah dunia yang tercatat 4.741.000 ton.