Emiten produk pengolahan makanan laut PT Prima Cakrawala Abadi Tbk (PCAR) pada tahun ini akan memperluas pasar penjualan hingga Thailand. Ini dilakukan untuk meningkatkan porsi ekspor mereka hingga 99% dari saat ini masih di bawah 98%.
Direktur Utama Prima Cakrawala Abadi Raditya Wardhana mengatakan saat ini penjualan rajungan ke Thailand masih dalam tahap uji coba sebanyak 700 kilogram (kg). Raditya berharap ke depannya penjualan rajungan ke Thailand bisa meningkat.
Ia beralasan, Thailand merupakan pasar yang menjanjikan lantaran terkenal dengan kulinernya. Apalagi negara tersebut sudah kekurangan hasil tangkapan rajungan.
"Mereka kemarin sudah mengunjungi Makasar (pabrik pengolahan rajungan), saat ini baru uji coba dulu 700 kg," kata Raditya, saat ditemui di Bursa Efek Indonesia (BEI), Rabu (15/1).
(Baca: 25% Saham Dipegang Asabri & Harganya Anjlok, PCAR Tak Punya Penjelasan)
Tak hanya itu, perseroan berencana mendiversifikasi produk tangkapan biota laut dengan menjual cumi-cumi. Namun, saat ini mereka masih menunggu izin dari Kementerian Kelautan dan Perikanan (KKP).
Prima Cakrawala juga menyasar target pendapatan pada tahun ini mencapai Rp 90 miliar. Sedangkan target penjualan rajungan dan tangkapan ikan lain mencapai 12 hingga 15 kontainer.
Mereka juga berencana akan memperbarui peralatan pabrik demi optimalisasi produksi. Adapun modal yang akan digunakan berasal dari sisa dana penawaran saham perdana (IPO) sebesar Rp 3,8 miliar.
"Di 2020 kami tetap akan fokus ekspor. Memang pasar kami lebih banyak ke ekspor," ujar Raditya.
Prima Cakrawala Abadi merupakan salah satu perusahaan yang terseret polemik keuangan PT Asuransi Sosial Angkatan Bersenjata Republik Indonesia (Asabri). Asabri menguasai 293 juta lembar atau setara 25,1% saham perusahaan yang berkantor di Semarang ini.
Beberapa hari lalu, perdagangan saham PCAR sempat dihentikan sementara oleh Bursa Efek Indonesia (BEI) karena mengalami akumulasi penurunan yang signifikan.
(Baca: Investasi Saham Jeblok, Asabri Pastikan Pembayaran Klaim Masih Normal)