Perusahaan percetakan uang milik negara Perum Peruri tengah mengembangkan bisnis digital. Tahun ini, pendapatan dari bisnis digital ditargetkan mencapai Rp 370 miliar.
Direktur Pengembangan Usaha Peruri Fajar Rizki menjelaskan, perusahaan memiliki tiga produk digital yaitu Peruri Code, Peruri Sign, dan Peruri Trust. "Tahun lalu menyumbang Rp 10 miliar, targetnya tahun ini Rp 370 miliar," kata dia saat ditemui di Kantor Kementerian BUMN, Rabu (8/1).
Peruri Code merupakan produk penyedia kode keamanan yang bisa digunakan semua industri untuk mencegah pemalsuan produk. Sedangkan Peruri Sign merupakan produk tanda tangan digital yang dibutuhkan dalam suatu dokumen. Lalu, Peruri Trust merupakan produk sistem lebel keamanan secara real time.
(Baca: Minimalkan Pemalsuan Dokumen, Kominfo Sertifikasi Tanda Tangan Digital)
Produk tersebut di antaranya sudah digunakan untuk ijazah yang dikeluarkan Universitas Padjajaran, dan sertifikat yang dikeluarkan Kementerian Sosial. Untuk mencapai target pendapatan Rp 370 miliar pada tahun ini, Fajar menyatakan pihaknya akan memperluas pasar ke berbagai industri, termasuk perbankan.
Adapun perusahaan menilai pengembangan bisnis digital perlu dilakukan di tengah era digital ini, guna menyokong kinerja perusahaan. Di tengah penggunaan tiket pesawat digital, misalnya, perusahaan mencatatkan penurunan pendapatan dari bisnis penyediaan kertas.
"Semua airlines baik Garuda ataupun (maskapai) domestik (lainnya) yang jadi pelanggan Peruri sekarang tidak perlu kertas lagi. Ini juga pundi-pundi sudah mulai hilang," ujarnya. Perusahaan mencatat, penurunan pendapatan imbas perubahan ini mencapai Rp 10 miliar.
Sepanjang 2019, perusahaan membukukan pendapatan dari seluruh lini bisnis sebesar Rp 3,9 triliun atau meningkat 23% dibandingkan tahun sebelumnya yang sebesar Rp 3,1 triliun. Dengan capaian tersebut, laba usaha tercatat 595 miliar, naik 30% dari tahun sebelumnya Rp 456 miliar. Sedangkan laba bersih sebesar Rp 360 miliar, meningkat 25% dibandingkan tahun sebelumnya Rp 288 miliar.